Asatunews Magazine - edisi 01 Okt. 2013 | Page 9

E-KTP dalam pencegahan, KPK koordinasi dengan Depdagri (Kementrian Dalam Negeri). Baju Hansip yang saya terima suratnya di direktorat penyidikan belum ditemukan alat bukti, masih pengumpulan bahan keterangan, belum sampai ke penindakan”. Chandra Hamzah dan Ade Raharja. Proyek tersebut telah diperiksa awal. Namun, pemimpin proyek, yaitu Andi, telah datang kepada Chandra dengan memberikan sejumlah dana dan meminta KPK untuk mengamankan kedua proyek itu,” kata Nazaruddin. Setelah ditelusuri, nama Andi yang dimaksudkan oleh Nazaruddin adalah Andi Agustinus alias Andi Narogong, yang oleh narasumber kami disebut dengan AN itu. Ia adalah pengusaha di balik tender proyekproyek pemerintah. Selain e-KTP dan baju Hansip atau Linmas di Kementerian Dalam Negeri, Andi juga memenangkan tender proyek pelayanan surat tanah secara mobile di Badan Pertanahan Nasional serta beberapa proyek di Kepolisian Republik Indonesia. “Seperti Nazaruddin, Andi mampu merancang sebuah proyek pemerintah, LapORANUTAMA mulai dari anggaran hingga mengatur siapa yang menjadi pemenangnya,” kata sumber kami yang lain lagi, yang kini telah masuk dalam program perlindungan saksi oleh KPK dalam kasus proyek e-KTP. Dari proyek baju Hansip atau Linmas pada 2009 yang menghabiskan uang negara Rp 400 miliar, lanjutnya, Andi meraup keuntungan Rp 120 miliar. “Ketika itu, ia banyak membagi keuntungan kepada anggota DPR. Jadi, kalau ada anggota DPR perlu uang Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar, ia akan langsung memberikan. Makanya, hubungan dia dengan anggota dewan sangat baik. Kedekatan itulah yang berbuah kesuksesannya mengegolkan anggaran untuk e-KTP. DPR meminta setoran 7 persen dari nilai proyek itu. Tapi karena uangnya besar, disepakati setoran itu akan dibayar kalau anggaran dari pemerintah sudah turun,” kata sumber itu. Menurut penelu