LapORANUTAMA
Bayangkan saja,
proyek dengan
anggaran Rp 560 miliar
selesai dilelangkan
hanya dalam waktu
kurang dari sebulan,
hanya 20 hari kerja.
Kapan surveinya?
Kapan evaluasinya?”
FOTO: ISTIMEWA
H
ansip memang
singkatan dari
Pertahanan Sipil. Ta i,
p
urusan seragamnya di
ne ara besar ini mem
g
bu uh an dana yang
t k
tidak si il alias tidak kecil. Karena itu,
p
anggaran pengadaan seragam Hansip
pun menjadi incaran para perampok
uang negara.
Kita tengok saja laporan
Indonesia Pemantau Aset dan Komite
Pemantau dan Pemberdayaan
Parlemen Indonesia (KP3I ) soal
dugaan korupsi seragam Hansip atau
Linmas (Perlindungan Masyarakat) ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
hampir tiga tahun lampau, tepatnya 4
Oktober 2011 lalu. Kedua lembaga itu
tidak asal melapor, tapi disertai bukti
yang cukup kuat.
Anehnya, sampai sekarang,
KPK tidak melakukan aksi apa-apa
untuk menindaklanjuti laporan
tersebut. Padahal, kedua lembaga itu
melaporkan perbuatan melawan hukum
yang melibatkan pejabat negara dan
merugikan keuangan negara.
Kisahnya bermula dari Pemilu
2009. Pakaian seragam Hansip
atau Linmas menjadi salah satu
kelengkapan Pemilu 2009. Untuk
itu dianggarkanlah di Direktorat
Jenderal Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Perlindungan Masyarakat Departemen
Dalam Negeri, yang biasa disingkat
Ditjen Kesbangpol Depdagri. Singkat
cerita, pagu anggarannya Rp 560
miliar, yang dipecah menjadi 18 paket.
Jelaslah itu bukan jumlah
anggaran yang sipil. Tak mengherankan
jika kemudian ada yang “ngiler” untuk
mengangkangi anggaran itu dengan
berbagai cara, untuk menambah pundipundi kekayaan mereka. Mereka? Ya, pasti.
Mustahil rasanya merampok uang negara
sebegitu besar hanya seorang diri.
Maka, terenduslah adanya
praktik kolusi sebagai langkah awal
untuk mengembat anggaran pakaian
Hansip. Pelaku korupsinya diduga
adalah pengusaha berinisial AN,
yang bekerja sama dengan pejabat
Ditjen Kesbangpol. Mereka diduga
berkongkalikong untuk menentukan
pemenang tender.
“Skenario pun dibuat, yang
konon otak intelektualnya adalah AN.
Setelah itu adalah pertunjukan teater
kongkalikong dengan teman tender
pengadaan seragam Hansip atau
Linmas. Siapa yang akan muncul sebagai
pemenang jelas sudah ditentukan,
sesuai dengan tuntuan skenario yang
telah dibuat,” kata sumber kami yang tak
mau disebutkan namanya.
Tapi, teater ini bukan untuk
ditonton umum. Agar tak ada penonton
yang teriak protes karena jalannya
lakon sudah bisa ditebak, panitia
lelang pun melakukan lelang tertutup,
walaupun seolah-olah itu lelang terbuka.
Bayangkan saja, pengumuman lelang
dilakukan pada 4 Desember 2009,
sementara penetapan pemenangnya
pada 8 Januari 2010.
Tidak perlu menjadi sarjana
dulu untuk mengetahui dalam rentang
waktu itu banyak hari liburnya. Pada
hari Jumat tanggal 18 Desember 2009,
misalnya, adalah hari libur karena
bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah.
Lalu tanggal 25 Desember adalah
Hari Natal, yang jatuh pada hari
edisi 1/th. I | oktober 2013
7