Asatunews Magazine - edisi 01 Okt. 2013 | Page 7

LapORANUTAMA Bayangkan saja, proyek dengan anggaran Rp 560 miliar selesai dilelangkan hanya dalam waktu kurang dari sebulan, hanya 20 hari kerja. Kapan surveinya? Kapan evaluasinya?” FOTO: ISTIMEWA H ansip memang singkatan dari Pertahanan Sipil. Ta­ i, p urusan seragamnya di ne­ ara besar ini mem­ g bu­ uh­ an dana yang t k tidak si­ il alias tidak kecil. Karena itu, p anggaran pengadaan seragam Hansip pun menjadi incaran para perampok uang negara. Kita tengok saja laporan Indonesia Pemantau Aset dan Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I ) soal dugaan korupsi seragam Hansip atau Linmas (Perlindungan Masyarakat) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hampir tiga tahun lampau, tepatnya 4 Oktober 2011 lalu. Kedua lembaga itu tidak asal melapor, tapi disertai bukti yang cukup kuat. Anehnya, sampai sekarang, KPK tidak melakukan aksi apa-apa untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Padahal, kedua lembaga itu melaporkan perbuatan melawan hukum yang melibatkan pejabat negara dan merugikan keuangan negara. Kisahnya bermula dari Pemilu 2009. Pakaian seragam Hansip atau Linmas menjadi salah satu kelengkapan Pemilu 2009. Untuk itu dianggarkanlah di Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Departemen Dalam Negeri, yang biasa disingkat Ditjen Kesbangpol Depdagri. Singkat cerita, pagu anggarannya Rp 560 miliar, yang dipecah menjadi 18 paket. Jelaslah itu bukan jumlah anggaran yang sipil. Tak mengherankan jika kemudian ada yang “ngiler” untuk mengangkangi anggaran itu dengan berbagai cara, untuk menambah pundipundi kekayaan mereka. Mereka? Ya, pasti. Mustahil rasanya merampok uang negara sebegitu besar hanya seorang diri. Maka, terenduslah adanya praktik kolusi sebagai langkah awal untuk mengembat anggaran pakaian Hansip. Pelaku korupsinya diduga adalah pengusaha berinisial AN, yang bekerja sama dengan pejabat Ditjen Kesbangpol. Mereka diduga berkongkalikong untuk menentukan pemenang tender. “Skenario pun dibuat, yang konon otak intelektualnya adalah AN. Setelah itu adalah pertunjukan teater kongkalikong dengan teman tender pengadaan seragam Hansip atau Linmas. Siapa yang akan muncul sebagai pemenang jelas sudah ditentukan, sesuai dengan tuntuan skenario yang telah dibuat,” kata sumber kami yang tak mau disebutkan namanya. Tapi, teater ini bukan untuk ditonton umum. Agar tak ada penonton yang teriak protes karena jalannya lakon sudah bisa ditebak, panitia lelang pun melakukan lelang tertutup, walaupun seolah-olah itu lelang terbuka. Bayangkan saja, pengumuman lelang dilakukan pada 4 Desember 2009, sementara penetapan pemenangnya pada 8 Januari 2010. Tidak perlu menjadi sarjana dulu untuk mengetahui dalam rentang waktu itu banyak hari liburnya. Pada hari Jumat tanggal 18 Desember 2009, misalnya, adalah hari libur karena bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah. Lalu tanggal 25 Desember adalah Hari Natal, yang jatuh pada hari edisi 1/th. I | oktober 2013 7