HUKUM
Skenario SBY
di Balik Penangkapan
Akil Mochtar
Penangkapan Akil Mochtar bagian dari kerja Tim
Operasi Sunyi Senyap. Mengingatkan orang ke nasib
mantan Ketua KPK Antasari Azhar.
Illustrasi: Elly/ASATUNEWS.com
ASATUNEWS-Ketika Ketua Mahkamah
Konstitusi Akil Mochtar ditangkap tangan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (2/10),
Ketua Komisi III DPR yang ketika itu masih
dipegang Gede Pasek Suardika dari Partai
Demokrat langsung bereaksi. Menurut Pasek,
penangkapan itu tampaknya terlalu politis.
Di Komisi III DPR, Pasek tidak sendiri yang
berpendapat seperti itu. Salah satu yang paling
keras bicara untuk menanggapi penangkapan Akil
Mochtar adalah Bambang Soesatyo alias Bamsoet.
Dia semakin keras berkomentar ketika ada
wacana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
akan mengumpulkan pimpinan lembagalembaga negara/hukum. Sebelumnya juga
sudah melakukannya, tapi tanpa kehadiran wakil
Mahkamah Konstitusi.
Menurut Bamsoet, adalah sangat
berbahaya jika Presiden SBY mengumpulkan
pimpinan lembaga-lembaga negara/hukum.
Langkah ini bisa membuat lembaga-lembaga
16
edisi 1/th. I | oktober 2013
itu terancam tidak lagi independen.
"Presiden tidak bisa mengoordinasi Ketua
MK, MA, KPK, KPU. Bahaya!" kata Bamsoet,
Jumat (4/10).
Bamsoet juga sempat heran terkait
ucapan Presiden SBY yang berterima kasih
kepada KPK atas tertangkapnya Akil Mochtar.
Menurut dia, hal lain yang terlihat unik adalah
ucapan terima kasih tersebut disinyalir sebagai
upaya melemahkan kuatnya isu kasus Century
yang belakangan mulai dibongkar.
"Ada yang menarik. Terkait kasus Akil,
tiba-tiba Presiden SBY mengucapkan terima
kasih kepada KPK yang telah menangkap Akil.
Ada skenario mendelegitimasi Mahkamah
Konstitusi. Maksudnya tentu saja agar kasus
Century apabila tidak bisa dibendung lagi dan
mengarah ke impeach atau hak menyatakan
pendapat,” ujarnya.
Lalu, tambahnya lagi, muncul wacana
baru Presiden SBY sedang mencari cara