Asatunews Magazine - edisi 01 Okt. 2013 | Page 16

HUKUM Skenario SBY di Balik Penangkapan Akil Mochtar Penangkapan Akil Mochtar bagian dari kerja Tim Operasi Sunyi Senyap. Mengingatkan orang ke nasib mantan Ketua KPK Antasari Azhar. Illustrasi: Elly/ASATUNEWS.com ASATUNEWS-Ketika Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ditangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (2/10), Ketua Komisi III DPR yang ketika itu masih dipegang Gede Pasek Suardika dari Partai Demokrat langsung bereaksi. Menurut Pasek, penangkapan itu tampaknya terlalu politis. Di Komisi III DPR, Pasek tidak sendiri yang berpendapat seperti itu. Salah satu yang paling keras bicara untuk menanggapi penangkapan Akil Mochtar adalah Bambang Soesatyo alias Bamsoet. Dia semakin keras berkomentar ketika ada wacana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengumpulkan pimpinan lembagalembaga negara/hukum. Sebelumnya juga sudah melakukannya, tapi tanpa kehadiran wakil Mahkamah Konstitusi. Menurut Bamsoet, adalah sangat berbahaya jika Presiden SBY mengumpulkan pimpinan lembaga-lembaga negara/hukum. Langkah ini bisa membuat lembaga-lembaga 16 edisi 1/th. I | oktober 2013 itu terancam tidak lagi independen. "Presiden tidak bisa mengoordinasi Ketua MK, MA, KPK, KPU. Bahaya!" kata Bamsoet, Jumat (4/10). Bamsoet juga sempat heran terkait ucapan Presiden SBY yang berterima kasih kepada KPK atas tertangkapnya Akil Mochtar. Menurut dia, hal lain yang terlihat unik adalah ucapan terima kasih tersebut disinyalir sebagai upaya melemahkan kuatnya isu kasus Century yang belakangan mulai dibongkar. "Ada yang menarik. Terkait kasus Akil, tiba-tiba Presiden SBY mengucapkan terima kasih kepada KPK yang telah menangkap Akil. Ada skenario mendelegitimasi Mahkamah Konstitusi. Maksudnya tentu saja agar kasus Century apabila tidak bisa dibendung lagi dan mengarah ke impeach atau hak menyatakan pendapat,” ujarnya. Lalu, tambahnya lagi, muncul wacana baru Presiden SBY sedang mencari cara