a
r
t
i
s
a
n
Hampir semua majalah arsitektur yang
diterbitkan dan diedarkan di Indonesia
berisi bangunan, semacam rumah ideal,
kantor ideal, taman ideal, dll. Mereka
berisi berbagai “template”, "model"
untuk memandu orang-orang yang
perlu membangun sesuatu. Arsitektur
identik dengan hal-hal yang dikonstruksi
dan terlihat. Ia bukan miik dari ruang-
ruang kosong, atau hal-hal yang tak
terlihat. Kita cenderung berpikir bahwa
menciptakan sesuatu berarti mengisi ruang
kosong, agar terlihat, menjadi ada. Saya
membayangkan jika majalah arsitektur
berisi tanah kosong, celah, lubang yang
tidak disadari atau mungkin tidak ada
dalam paradigma kita tentang cityscapes/
bangunan. Mereka seperti ruang kosong,
dan terabaikan. Artisan edisi pertama ini
mencoba menyajikan yang kosong; Yang
kosong untuk mengundang kita semua
untuk memahami bagaimana ruang kosong
bermain dalam imajinasi kita. Mereka
ada di alam bawah sadar kita sebelum
kita menyadari bahwa kita sebenarnya
membayangkan ruang kosong ketika
kita akan membangun sesuatu. Berpikir
tentang arsitektur otomatis terkait dengan
manusia dan habitatnya. Saya percaya
bahwa membangun sesuatu bukan untuk
memenuhi, tetapi untuk mengosongkan.
3