sejadi-jadinya. “Kangen…” Tidak ada satu hari pun ia lewati tanpa mendoakan arwah ibunya
di altar yang dipasang di ruang keluarga mereka.
Mendadak terdengar bunyi tercekat dan kelontangan. Minghao menoleh dengan pipi masih
bersimbah tangis dan ia melihat bagaimana orang-orang mulai memeluk dan menangis ketika
masing-masing arwah mendekati mereka. Seungcheol menutup wajah bagian bawahnya di
depan sosok seorang gadis. Matanya merah dan basah. Mendiang pacarnya, pikir Minghao
otomatis. Chan dan Jun tidak didatangi arwah mana pun karena keluarga Chan tidak ada yang
dikubur di sini dan Jun tinggal sendirian setelah orangtuanya pindah ke Cina untuk menemani
adik lelakinya, meninggalkan Jun meneruskan usaha keluarga di luar jam sekolahnya.
Mereka berdua mendekati Mingyu.
“Gyu, bangun!” Jun menepuk-nepuk pipi Mingyu.
Chan menaruh telunjuknya di bawah hidung Mingyu.
“Napas sih,” ujarnya. Sepertinya hanya pingsan karena kekurangan oksigen. “Apa perlu kita
siram air—“
“GUK GUK!!”
Itu arwah anjing piaraan Mingyu. Anjing kecil dan gemuk itu berlari senang, lalu meloncat
bebas ke perut majikannya, mendarat berat dengan membawa beban lemaknya.
“GUUHH!!”
“MINGYU!!”
“Whoa… jadi itu cara bangunin orang versi arwah…,” Chan menggumam.
“ANJIR, SIAPA SIH?! SAKIT TAU!”
“MINGYU!!”
Si anak lelaki belum sepenuhnya sadar ketika Minghao menubruknya, lengan melingkari
lehernya sekuat tenaga. Seharusnya Mingyu trauma karena ia baru saja hampir mati tercekik,
namun mendengar suara bergetar sahabatnya di telinga, menuturkan ‘syukurlah’ tanpa henti,
dan bagaimana pelukannya semakin erat, Mingyu hanya bisa tersenyum dan menangkup
bagian belakang kepala Minghao, mengelusnya pelan.
Sementara itu, para arwah juga menyambangi mereka yang tadi tetap tinggal di tempat untuk
berjaga. Joshua bertemu lagi dengan ayahnya, kali ini ia mendorong ibunya untuk ikut
bertemu mendiang suaminya. Wanita itu menutup wajahnya, tersedu-sedu, dan Joshua terus
memeluknya, sampai ayahnya melingkari lengannya pada mereka berdua. Jeonghan
tersenyum menonton bagaimana keluarga kecil itu berpelukan melepas rindu. Ia sendiri