An Ode: Shadow - A Seventeen Anthology | Page 85

kostum apa, ya?” Yang ditanya malah tersenyum makin lebar. “OOOH! Ini, aku pake kostum tukang ikan, AHAHAHA!” tawanya kencang, sampai mengundang perhatian dua orang tertentu dari seberang ruangan. Joshua melihat kedatangan mereka namun ia membiarkan saja, menunggu mereka sendiri yang mendekat. “Tapi, Seok, rumah kamu kan memang toko ikan, gimana sih…,” lagi, diputarnya bola mata. Heran melihat kelakuan ajaib anak-anak yang tumbuh sejak kecil bersamanya itu. “Hai, Kwannie, Vernon~” Boo Seungkwan datang dengan kostum jeruk. Lucu, tapi tidak praktis. Alhasil, dia menyer- uduk Seokmin, membuat ia berdecak kemudian sengaja menggamit dan memutar si kostum jeruk. Choi Hansol, si anak pemilik toko hewan, hanya tertawa lepas melihat nasib si anak tukang sayur, sambil bertepuk tangan dalam kostum Harry Potter-nya. Ketika Seungkwan mulai naik pitam dan membalas keisengan Seokmin, Joshua mengalihkan pandangan. Suasana di pesta sudah mulai surut. Jam di lengannya menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit. Makanan dan minuman pun sudah berhenti dikeluarkan. Musik dari speaker besar masih berdentum, walau mulai sayup. Lantai dansa sudah sepi. Pesta yang berlangsung 2,5 jam itu sudah memasuki penghujung. Ia membaca angin, merasa yakin. Joshua memutar kepala mencari Jeonghan. Tatap mereka bersirobok. Jeonghan mengangguk, yang dibalas dengan anggukan serupa dari Joshua. Saatnya rencana dilancarkan. ** Jihoon membuka mata. Di atas poninya, ada kunang-kunang menempel, yang kemudian terbang ketika ia bergeser. Rerumputan menempel di pakaiannya: kemeja putih dan celana panjang putih sederhana. Kostum Halloween-nya hanya sebuah topeng cerpelai yang kini bertengger di dahinya. Saat ia berganti ke posisi duduk, tubuh bagian belakangnya terasa nyeri. "Jihoon?" bunyi sepatu menginjak rumput beserta kersak semak. Ia menoleh. Ternyata Wonwoo. "Won?" "Kamu ngapain di sini?" tanya si anak lelaki penuh heran. Tidak menyangka akan menemu- kan temannya sedang bermalas-malasan di halaman belakang kuil merangkap rumahnya.