albashiroh MAJALAH edisi 53 | Page 71

Dalam pembelajaran terkandung upaya pemenuhan fungsi sosial TARBAWIYAH 71 Seluruh kiprah pendidikan memerlu- kan penyadaran tentang posisi manusia da- lam satuan sosial dengan keragamannya. Oleh karena itu, penyeragaman personali- tas peserta didik selaku subjek pendidikan adalah suatu ketidaktepatan. Dari faktor hereditasnya (penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak), manusia diciptakan dengan karakter dan traits (sifat) yang unik, Foto Istimewa berbeda satu sama lain (QS. al Hasyr: 14; Pendidikan Islam adalah upaya mempersambungkan al Lail: 4). Tugas berat pendidikan adalah benang-benang merah keragaman individual memfasilitasi peserta didik dalam perkem- terapan baru dan modifikasi budaya. Realitas bangannya mencapai kepribadian yang unik menunjukkan bahwa kepesatan perkemban- itu. Dalam hal ini, pendidikan Islam adalah gan sosiokultural tidak selalu terbarengi den- upaya mempersambungkan benang-benang gan kemampuan insan-insan produk pendi- merah keragaman individual dalam satu pusa- dikan. Artinya, keterpisahan orang-orang yang ran kesamaan fitrah: al Din (QS. al Rum:30), tertinggal (left behind persons) dengan perce- yang termanifestasikan dalam iman, Islam dan patan budaya semakin menganga. Di satu sisi, ihsan. Keterlepasan dari pusaran itu menjad- pendidikan berhasil mencetak pemacu kultur ikan manusia ibarat layang-layang yang putus (cultural racer). Tetapi di sisi lain, secara ala- talinya, melang-lang ke awang-awang atau miah, ia menyisakan garapannya yaitu manu- jatuh sejadi-jadinya. sia yang tidak mampu mengikuti percepatan Kebenaran hakiki memang dari Allah, perkembangan sosiokultural. tetapi aplikasi kebenaran itu dalam realitas Kenyataan tersebut diperparah den- empirik dibutuhkan item-item berkebudayaan. gan rendahnya penghayatan amanat agama Tanpa begitu, pemetikan kaidah Ilahiyyah un- (sebagai pembentuk abd dan khalifah fi al tuk menyinari satu fase kehidupan, misalnya, ardh). Akibatnya: cultural racer melaju bagai akan salah pakai. Tidak jarang orang berbuat pengendara bermata kabur, sedangkan left be- maksiat dengan ‘sengaja’ karena pemahaman hind persons merangkak bagai orang lumpuh salah tentang ke-Maha Ampunan Allah. bermata buta. Langkah mereka jadi ngawur Disadur dari arsip pilihan Dr. Atim Subekt