albashiroh MAJALAH edisi 53 | Page 66

66 NISAUNA
Selain itu, beliau juga merupakan salah satu teladan sebagai seorang istri yang setia, penuh ketulusan dan kejujuran dalam membangun mahligai rumah tangga bersama Rasulullah. Bahkan ketika Rasulullah sakit, Sayyidah Shafiyyah pernah berkata,“ Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku lebih senang jika penyakit yang kau derita dipindah ke tubuhku.”
Selain itu, beliau juga terkenal ramah dan pandai membuat orang-orang yang baru mengenalnya terkesan. Suatu ketika, beliau pernah memberikan anting-anting emas yang terpasang ditelinganya untuk diberikan kepada Sayyidah Fatimah al Zahra. Di riwayat lain disebutkan, saat Sayyidina Utsman Bin Affan RA mendapat tekanan dan perlakuan buruk dari orang-orang yang dzalim, Sayyidah Shafiyyah senantiasa mengirimkan makanan dan minuman.
Setiap mahligai cinta tentu selalu dihiasi kesetiaan, pengorbanan, dan kebersamaan dalam menjalani asam manis kehidupan. Seperti itulah akhlak Sayyidah Shafiyyah terhadap Rasulullah
. Setelah Khaibar ditaklukan, kaum muslimin melanjutkan perjalanan mereka menuju Madinah. Di pertengahan jalan, Rasulullah menginginkan Sayyidah Shafiyyah. Akan tetapi Sayyidah Shafiyyah merasa keberatan dan menolak beliau secara halus. Hingga tiba di suatu tempat yang dinamakan Shahba’, Sayyidah Shafiyyah kemudian melayani keinginan Rasulullah dengan baik. Hal ini tentu membuat Rasulullah ingin tahu, apa alasan Sayyidah Shafiyyah keberatan dan menolak beliau ditempat yang pertama. Maka dengan lugas Sayyidah Shafiyyah menjawab,“ Saya mengkhawatirkan engkau, takut orang-orang Yahudi mengejarmu.” Setelah mendengar pernyataan Sayyidah Shafiyyah, berbuncahlah cinta Rasulullah pada beliau.
Menurut riwayat Imam al Dzahabi, Di antara akhlak mulia Sayyidah Shafiyyah adalah beliau membalas perbuatan buruk dari orang-orang yang mendzhaliminya dengan sebaik-baik balasan. Pernah suatu ketika, budaknya menyampaikan gosip kepada sayyidina Umar bin Khatthab disaat beliau memegang tampuk khilafah. Budak tersebutmengatakan kalau Sayyidah Shafiyyah menyukai hari sabtu dan sering bersilaturrahim dengan orang-orang yahudi. Maka datanglah dua utusan Sayyidina Umar Bin Khatthab untuk mengklarifikasi tentang berita bohong yang dibawa budaknya tersebut.
“ Aku tidak menyukai hari sabtu sejak Allah menggantikannya dengan hari jumat. Sementara tentang silaturrahim dengan orang-orang yahudi, itu karena saya masih mempunyai ikatan keluarga dengan mereka,” jawab Sayyidah Shafiyyah dengan lugas.
Setelah kejadian itu, beliau menanyakan alasan kenapa budaknya tersebut melakukan hal itu. Maka sang budak menjawab, bahwa dia melakukannya karena tipu daya syaitan.
Kemudian Sayyidah Shafiyyah pun berkata kepada budaknya,“ Pergilah, kamu bebas sekarang.”
Sayyidah Shafiyyah hidup sekitar 40 tahun setelah baginda Rasulullah wafat. Beliau juga mengalami masa pemerintahan empat khulafaurrasyidin serta menyaksikan perkembangan umat Islam pada masa tersebut. Beliau menghabiskan sisa waktunya untuk selalu beribadah dan bermunajat kepada Allah.
Tepat pada tahun 50 Hijriyah, Sayyidah Shafiyyah Binti Huyay menghembuskan nafas terakhirnya. Menoreh sejarah hidupnya untuk cerminan bagi kaum hawa. Sebagai figur seorang istri yang setia, muslimah sejati, dan hamba yang betul-betul berserah pada Allah.( Afinisme)
Foto Istimewa
Ilustrasi perjalanan menuju Madinah