46 MAKLUMAT
Ketika kita berbicara tentang sunnah Rasul, maka pembahasan tersebut tidak ada habisnya karena begitu banyak sunnah-sunnah yang diajarkan beliau. Salah satu di antara sekian banyak sunnah Rasulullah adalah memakai imamah yaitu kain yang digunakan untuk menutupi kepala. Imamah sering digunakan para salafunasshalih dari generasi sahabat, tabiin hingga ulama kita sekarang. Beberapa habaib dan kyai juga melazimkan dirinya untuk memakai imamah. Selain karena sunnah, juga sebagai wujud ta’ dzim kepada ilmu.
Banyak dalil berkaitan dengan imamah ini, salah satunya hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Artinya:“ Rasulullah Shallallahu’ alaihi Wasallam pernah berwudhu, beliau mengusap jidatnya dan imamah-nya serta mengusap kedua khuf-nya”( HR. Muslim)
Selain sunnah, imamah juga mempunyai beberapa fadhilah yang bisa menjadi motivasi bagi kaum muslimin untuk selalu memakainya dengan bangga. Salah satu fadhilahnya adalah orang yang sering memakai imamah di hari Jumat akan selalu diiringi doa malaikat, seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat Imam Thabarani:
Artinya:“ Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya mendoakan bagi seseorang yang memakai imamah pada hari jumat( HR. Thabarani) Tak hanya itu, pahala bagi seseorang yang beribadah sholat pun berlipat ganda apabila sambil mengenakan imamah, seperti yang disebutkan dalam kitab Bughyatul Musytarsyidin.
Artinya:“ Sholat memakai imamah lebih utama dari tujuh puluh rakaat tanpa imamah”
Seseorang yang senantiasa istiqamah dalam mengenakan imamah akan bertambah sifat lembutnya, seperti yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Thabarani:
Perlu juga diketahui, bahwasanya imamah adalah simbol kewibawaan dan kemuliaan. Di sebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al Dailami:
Artinya:“ Imamah kewibawaan orang mukmin, dan kemuliaan suku arab, jika mereka melepasnya, maka mereka telah melepaskan kemuliaan mereka”( HR. Dailami)
Ada berbagai macam variasi pemakaian imamah seperti yang dicontohkan Nabi. Kadangkala, imamah beliau berkuncir ke belakang antara kedua pundaknya. Namun, di lain waktu tidak. Beliau pernah memakai imamah dengan kedua telinga terlihat. Akan tetapi dalam riwayat lain mengatakan, bahwa kedua telinga beliau tertutup oleh imamah.
Warna kain yang digunakan bermacam-macam. Ada riwayat yang mengatakan berwarna putih. Tetapi Rasulullah juga pernah menggunakan imamah berwarna hitam, walaupun yang lebih afdhol( utama) adalah memakai imamah putih.
Sedangkan para sahabat, mereka memiliki variasi lain dalam warna imamah. Disebutkan dalam kitab Mushannaf Ibn Abi Shaybah bahwasanya Sulaiman bin Abi Abdullah radhiyallahu’ anhu berjumpa dengan para sahabat Muhajirin, dan mereka memakai imamah tebal. Ada yang berwarna hitam, putih, merah dan hijau.
Ukuran imamah yang pas, seperti yang disebutkan dalam Kitabul Adab karangan Habib Zein bin Smith, panjangnya tidak lebih dari tujuh dzira’( sekitar 3,5 m) dan yang lebih utama agar tidak melebihi batas ukuran badan seraya menyesuaikan dengan kadar ilmunya.
Nabi Muhammad juga memakai adzabah, yaitu ujung imamah yang dibiarkan bergantung. Paling sedikit ukurannya adalah empat jari, dan sedangnya sejengkal dan paling panjang seuku-
Artinya:“ Pakailah kalian imamah, maka niscaya akan menambah sifat kelembutan pada diri kalian”( HR. Thabarani)
Foto Istimewa