albashiroh MAJALAH edisi 53 | Page 38

MA’ HADUNA

38

Gema

Sholawat

Kota

Bangil

Gema Sholawat Kota Bangil
Tahun lalu, tepatnya di tahun 2016 M / 1437 H, Bangil sebagai kota kecil yang berada di pusat Kabupaten Pasuruan mengadakan pembacaan maulid Nabi Muhammad dengan bertemakan“ Menuju Bangil Ibu Kota Kabupaten Pasuruan”. Acara ini dihadiri banyak ulama, bukan hanya dari kota Bangil saja namun juga berasal dari berbagai daerah lain.
Tak berselang waktu yang lama setelah acara itu, presiden RI menyetujui permohonan warga Bangil untuk menjadikan kota Bangil sebagai Ibu Kota Kabupaten Pasuruan. Pemkab menilai bahwasannya peresmian Kota Bangil ini tidak lepas dari pembacaan maulid beberapa waktu silam. Hal itu dinilai sangat berpengaruh dalam peresmian Kota Bangil sebagai ibu kota Kabupaten Pasuruan.
Tahun 1438 H, masyarakat Bangil kembali mengadakan pembacaan maulid di tempat yang sama seperti tahun kemarin, yaitu di depan masjid Agung Jami’ Bangil. Ulama yang hadir dalam acara kali ini tak kalah banyak dibanding tahun sebelumnya. Bahkan pengasuh pondok pesantren Darullughah Wadda’ wah putri, Habib Segaf bin Hasan Baharun turut hadir dan memberikan sambutannya.
Bupati Pasuruan, Gus Irsyad pun memberikan apresiasi yang sangat baik untuk acara pembacaan maulid ini. Beliau menuturkan bahwa dengan melihat pada tahun kemarin, ketika Bangil diresmikan menjadi Ibu Kota, kemungkinan besar Bangil bersholawat akan terus diagendakan dalam setiap tahunnya. Apalagi tema yang diusung kali ini berbeda dengan tema kemarin, yaitu“ Mengantarkan Kota Bangil Lebih Maju Lagi”. Demikianlah sedikit yang kami ulas dari sambutan Bupati Pasuruan. Semoga apa yang dicita-citakan beliau dapat tere-
alisasikan tanpa adanya hambatan dalam menjalankan tugasnya. Wallahu A’ lam bishowab. Dari Santri untuk NKRI
Belakangan ini, negeri kita dihujam berbagai permasalahan internal dalam dunia pemerintahannya. Permasalahan ini hingga menyebabkan beberapa ulama besar seperti al Habib Riziq Syihab, Syekh Ali Jaber dan al Habib Ali Zainal Abidin Balfaqih menyuarakan pendapatnya. Hal inilah yang mendorong Badan Eksekutif Mahasiswa INI DALWA mengadakan seminar dengan mengundang narasumber al Habib Muhammad Baharun( rektor UNAS PASIM Bandung) pada pertengahan bulan Januari lalu.
Banyak hal yang disampaikan oleh narasumber dalam seminar kali ini yang berkaitan dengan politik negeri ini. Salah satunya, beliau menuturkan bahwa pancasila terlahir dari inspirasi al Quran. Jumlah pancasila yang lima itu diambil dari jumlah rukun Islam, tutur beliau. Beliau juga menjelaskan bahwa sila pertama yang berbunyi“ Ketuhanan Yang Maha Esa” itu adalah nilai tertinggi dari dasar negara karena berisi tentang nilai ketauhidan.
Belakangan ini, pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia menjadi tranding topik di setiap sosial media dan dunia pertelevisian. Pemberitaan ini menyeret ulama asal Jakarta, imam besar FPI( front pembela Islam) al Habib Riziq Syihab dengan tuduhan penistaan pancasila. Beliau di tuduh atas tesisnya sendiri saat masa kuliahn-