NGAJI 24 TASAWUF
“ Sebaik-baik amal ialah cinta dan benci karena Allah”( HR. Abu Daud)
Mencintai seorang hamba yang taat disebabkan oleh kepatuhan yang ia kerjakan dan membenci kepada pelaku kemaksiatan karena kemaksiatan yang ia jalani tanpa ada tujuan lain, maka itulah yang termasuk dalam golongan yang cinta karena Allah. Adapun, jika di dalam hatinya tidak ada rasa cinta kepada ahli kebajikan karena kebajikan yang mereka kerjakan dan tidak membenci pelaku kemungkaran karena kemungkaran mereka, maka bisa dikatakan tingkat keimanannya masih lemah.
Seorang Muslim sepatutnya memiliki solidaritas yang tinggi. Berperangai sopan, santun, serta berlaku baik kepada semua makhluk Allah. Ia juga dituntut untuk selalu mendekat kepada orangorang shalih. Karena dengan itulah hati seorang muslim akan tergerak condong untuk melakukan amal shalih. Pun sebaliknya, jika seorang muslim sering bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang yang berbuat kemungkaran, maka ditakutkan akan terjerumus untuk melakukan hal yang sama.
Dengan rasa cinta dalam sanubari, seorang Muslim akan berbuat kasih sayang pada hamba Allah lainnya. Pun mereka akan berlaku baik kepada makhluk Allah. Ia tidak akan mempunyai hati yang keras, tajam dan buruk. Hidupnya ditengah-tengah manusia seakan menjadi kebutuhan primer yang harus segera dipenuhi. Segala perbuatannya akan menjadi contoh bagi masyarakat sekelilingnya. Akan tetapi, ia juga harus berhati-hati. Terkadang, iblis dengan segala kekuatannya dapat menjerumuskan seorang muslim pada jurang kesombongan. Maka, hanya muslim sejatilah yang dapat bertahan dari godaan itu.
Rasa cinta untuk sesama manusia dapat tercermin dalam pribadi seorang muslim dari tingkah lakunya. Selalu menebar senyuman, turut merasa gembira jika nikmat Allah turun pada orang lain dan turut merasa sedih jika suatu bencana menimpa selainnya. Mereka akan datang untuk membantu, bahkan memberikan solusi pada masalah yang tengah dialami orang lain. Mereka tidak akan menyakiti hati seseorang, baik dengan kata-kata maupun tingkah lakunya.
Seorang muslim juga tidak akan mencela dan melaknat seorang, baik kepada non-muslim apalagi sesama muslim. Kecuali memang orang itu benar-benar meninggal dalam keadaan kafir seperti Fir’ aun, Abu Jahal
, atau karena rahmat Allah yang telah diputus darinya, seperti Iblis. Seorang muslim yang baik akan senantiasa berusaha untuk menyebarkan dakwah pada non-muslim. Setelah berdakwah, ia pasti lebih memilih mendoakan non-muslim agar Allah menuntunnya ke jalan yang lurus. Karena, selama non-muslim itu menghembuskan nafas, maka barangkali hidayah Allah dapat turun dan menerangi kalbunya hingga ia termasuk dalam orangorang yang bertakwa.
Karena cinta, seseorang terkadang dapat membenci. Semisal ada seseorang yang tengah berbuat kemungkaran. Maka selaku pribadi muslim, kita sudah seharusnya menjalankan amar ma’ ruf dan nahi munkar padanya. Melarangnya untuk kembali berbuat kemungkaran. Mungkin terkesan membenci, tetapi itulah hakikat cinta. Karena seorang muslim tidak akan membenci pelaku kemungkaran melainkan benci karena perbuatannya.
Dengan cinta, sosok hamba Allah menjadi terpuji dikalangan yang lain. Mereka tampil untuk saling menasihati dalam kebaikan dan mencegah segala yang akan menjerumuskan pada jurang kemungkaran. Mereka juga akan menjadi pengemban amanah yang baik. Seseorang yang memiliki cinta dalam hatinya pasti tidak akan rela melihat yang lain tersakiti, apalagi sengaja menyakiti.
Cinta dan benci sudah sejatinya kita luruskan kembali. Keduanya harus dilakukan hanya karena Allah semata. Tidak boleh kita mengekangnya pada sesuatu selain Allah atau bahkan menodainya. Semoga kita digolongkan sebagai orang-orang yang bertaqwa, senantiasa mencintai Sang Maha Cinta dan menerapkan kedua rasa itu hanya karena-Nya semata.( L) Referensi: Risalatul Muawanah & Risalatul Jamiah
Foto Istimewa