Al-Islam Magazine Mei 2014 | Page 8

(sebagaimana ayat berikutnya) tidak akan tum- Sifat Quddus seorang pemimpin perlu untuk buh dalam sosok pemimpin itu sifat huwa ar- dirawat hingga suatu ketika ia akan sampai pada Rahman ar-Rahim. Dia yang memilki sifat ‘Kasih’ sifat as-Salam. As-Salam, ia yang menciptakan dan ‘Sayang’ kepada yang dipimpinnya. Frase ter- keselamatan bagi semua orang. Pada tataran ke- sebut menjadi takaran kedua seorang pemimpin bangsaan, pemimpin inilah yang akan menjadi terhadap rakyatnya. Tentu saja, bila sifat pertama juru selamat rakyat dalam menghadapi aneka terpenuhi, maka tumbuhlah sifat ar-Rahman dan krisis social. Maka, pemimpin As-Salam, membuat ar-Rahim kepada rakyat. Ar-Rahman dalam ekonomi rakyatnya selamat, pendidikan bang- khasanah sosial dapat kita terjemahkan pemimpin sanya selamat, dunia kerja rakyatnya selamat, yang memiliki cinta sosial, cinta masyarakat luas, budaya bangsanya terselamatkan. Sebaliknya, cinta pada aras horizontal. Sedangkan ar-Rahim apabila pemimpin tidak memiliki sifat as-Salam adalah kepemilikan rasa cinta personal, men- yang ada kemudian adalah lawan kondisi selamat. dalam dan vertical sifatnya. Jadi kesengsaraan, bencana dan malapetaka akan Kalau cinta kepada rakyat sudah tumbuh subur maka pemimpin akan menjadi raja, huwa Malik menjadi penghias negeri dan kehidupan rakyatnya. (Q.S. al-Hasr: 23). Raja yang memang pantas bagi Setelah mendemonstrasikan ke-Quddus-an, dan rakyat karena memenuhi syarat: tahu hal yang ke-Salam-an, seorang pemimpin kemudian akan gaib – sesuatu yang dirasakan rakyat walaupun sampai pada tahap al-Mukmin. Mukmin tidak terlihat, menyaksikan secara empiris (tidak hakikatnya adalah sosok, agen pencipta suasana terhijab) persoalan kerakyatan, dan pada prak- aman dan damai. Bila demikian, semua yang ada tiknya akan tumbuh kebijakan yang dipenuhi rasa di muka bumi akan terasa aman dengan hadirnya cinta -- ar-Rahman (cinta sosial, cinta meluas, cin- Al-Mukmin. Bila orang bertanya bagaimana kon- ta horizontal), dan mengambil langkah yang di- disi beras, minyak tanah, minyak goreng, gas elpi- penuhi rasa saying -- ar-Rahim (cinta pribadi dan ji, TKW, hutan, industri, tambang, bebas bencana? mendalam, cinta vertikal). Semuanya akan terjawab karena sudah ada figure yang akan menjadi pengaman. Semuanya aman, terkendali. Semesta Ketuhanan Khasanah dari kata mukmin itu sendiri disebut Setelah menjadi ‘raja’ maka sifat pemimpin idam- iman. Sedangkan mandat dari yang memiliki an yang dicintai rakyatnya ialah ia yang mempu- (Allah) kepada pelaksananya (manusia) disebut nyai sifat Allah berikutnya, yakni al-Quddus. Da- amanah. Kata-kata tersebut semuanya berasa dari lam bahasa kultural, Quddus bukan saja berarti tiga huruf, yakni alif, mim dan nun. Jadi mukmin, suci namun juga otentik, jujur, tulus, tidak ada pada hakikatnya adalah sosok, atau ‘agen’ yang kepalsuan, tidak ada kamuflase, tidak ada yang memiliki keimanan yang Tuhan telah memberi ditutup-tutupi (transparan). Maka pemimpin id- mandat kepadanya untuk mengamankan segala aman kita mustinya memiliki sifat dan kepribadian sesuatu. otentik yang sama antara tampak muka dan tampak belakang, dapat dikenali dan tulus tanpa ada hal yang perlu untuk dicarikan alasan pembenarannya. 8 Marilah kita mengandaikan kelanjutan sifat pemimpin kita yang ideal. Seandainya semua sifat ter- dahulu telah terbangun, terpenuhi, maka seorang al-Islam.my.id | Edisi 3 | Mei 2014, Rajab 1435