GB: Anak-anakku semua, kewajiban rakyat
Muslim di negara yang kita cintai dan sedang
membangun ini, di antaranya adalah ..
Pertama, beriman bahwa siapapun yang
memimpin negara dan bangsa ini, hanya bisa
menjalankan kekuasaannya hanya dan hanya jika
Allah Swt. mengizinkan.
Kedua, meyakini bahwa negara dan segala aset
yang kita miliki sesungguhnya hanyalah titipan
dan amanah dari Allah yang harus kita
pertanggung-jawabkan ke Allah baik di dunia
maupun di akhirat kelak.
Ketiga, lebih mengutamakan penunaian
kewajiban atas dasar keyakinan keimanan di atas
dalam mengupayakan negara ini mencapai adil
dan makmur yang Allah Swt. ridhai.
Keempat, selalu waspada terhadap hal-hal yang
akan membuat Allah murka terhadap negara dan
bangsa ini.
Kelima, dalam mengupayakan hal tersebut,
selalu jadikan Al-Qur’an, As-Sunnah serta ajaran
Ulama yang benar-benar mencontoh akhlak dan
ilmu Rasulullah saw. serta hamba-hamba yang
Allah ridhai, sebagai pedoman utama dalam
kehidupan pribadi, keluarga, maupun sebagai
anggota masyarakat dan warga negara.
Keenam, berperan serta secara aktif pada
kegiatan-kegiatan yang menuju pada
tercapainya tujuan negara.
Ketujuh, bila terjadi krisis pada negara, akan
bersikap proaktif untuk mencari solusi yang
terbaik dalam norma Al-Qur’an, karena meyakini
bahwa norma Al-Qur’an adalah memberikan
kebaikan yang berlaku universal (rahmatan lil
aalamiin).
Kedelapan, mentaati hukum dan peraturan serta
perundangan yang telah ditetapkan oleh
Lembaga Tinggi Negara.
"rahmatan lil aalamiin", kita juga menghormati
dan menghargai keyakinan warga yang
beragama selain Islam, kecuali bila pada kondisi
tertentu, pengikut agama non-Islam melakukan
tindakan-tindakan yang memusuhi atau
menghalangi syiar Islam.
S3: Jadi menurut Guru, sebaiknya kita berupaya
menunaikan kewajiban kita terlebih dulu, baru
setelah itu kita menuntut kewajiban serta kriteria
bagi para pemimpin kita?
GB: Benar anakku, karena hal itu akan
membangun kewaspadaan kita terhadap tipu
daya pada hawa nafsu kita dan hal-hal yang
kurang baik yang potensinya juga ada pada diri
kita masing-masing. Dengan berfokus pada
penunaian kewajiban yang didasari oleh
kesadaran kita yang memiliki ilmu, potensi baik
dalam diri kita akan menguat dan meredam
potensi tidak baik tersebut. Nah, bila kita
membiasakan seperti itu, berarti kita sudah
menyumbangkan minimal seorang warga negara
yang baik kepada negara dan bangsa kita, mulia
bukan?
S1: Benar Guru, berarti perbuatan