Al-Islam Magazine Edisi 4, Juni 2014 | Page 23

GB: Anak-anakku semua, kewajiban rakyat Muslim di negara yang kita cintai dan sedang membangun ini, di antaranya adalah .. Pertama, beriman bahwa siapapun yang memimpin negara dan bangsa ini, hanya bisa menjalankan kekuasaannya hanya dan hanya jika Allah Swt. mengizinkan. Kedua, meyakini bahwa negara dan segala aset yang kita miliki sesungguhnya hanyalah titipan dan amanah dari Allah yang harus kita pertanggung-jawabkan ke Allah baik di dunia maupun di akhirat kelak. Ketiga, lebih mengutamakan penunaian kewajiban atas dasar keyakinan keimanan di atas dalam mengupayakan negara ini mencapai adil dan makmur yang Allah Swt. ridhai. Keempat, selalu waspada terhadap hal-hal yang akan membuat Allah murka terhadap negara dan bangsa ini. Kelima, dalam mengupayakan hal tersebut, selalu jadikan Al-Qur’an, As-Sunnah serta ajaran Ulama yang benar-benar mencontoh akhlak dan ilmu Rasulullah saw. serta hamba-hamba yang Allah ridhai, sebagai pedoman utama dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Keenam, berperan serta secara aktif pada kegiatan-kegiatan yang menuju pada tercapainya tujuan negara. Ketujuh, bila terjadi krisis pada negara, akan bersikap proaktif untuk mencari solusi yang terbaik dalam norma Al-Qur’an, karena meyakini bahwa norma Al-Qur’an adalah memberikan kebaikan yang berlaku universal (rahmatan lil aalamiin). Kedelapan, mentaati hukum dan peraturan serta perundangan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Tinggi Negara. "rahmatan lil aalamiin", kita juga menghormati dan menghargai keyakinan warga yang beragama selain Islam, kecuali bila pada kondisi tertentu, pengikut agama non-Islam melakukan tindakan-tindakan yang memusuhi atau menghalangi syiar Islam. S3: Jadi menurut Guru, sebaiknya kita berupaya menunaikan kewajiban kita terlebih dulu, baru setelah itu kita menuntut kewajiban serta kriteria bagi para pemimpin kita? GB: Benar anakku, karena hal itu akan membangun kewaspadaan kita terhadap tipu daya pada hawa nafsu kita dan hal-hal yang kurang baik yang potensinya juga ada pada diri kita masing-masing. Dengan berfokus pada penunaian kewajiban yang didasari oleh kesadaran kita yang memiliki ilmu, potensi baik dalam diri kita akan menguat dan meredam potensi tidak baik tersebut. Nah, bila kita membiasakan seperti itu, berarti kita sudah menyumbangkan minimal seorang warga negara yang baik kepada negara dan bangsa kita, mulia bukan? S1: Benar Guru, berarti perbuatan