Aku ingin jadi peluru 82 buruh mogok dia telpon kodim , pangdam datang senjata sebataliyon kita dibungkam tapi tidak , tidak dia belum hilang kapitalis dia terus makan tetes ya tetes tetes keringat kita
dia terus makan sekarang rasakan kembali jantung yang gelisah memukul-mukul marah karena darah dan otak jalan kapitalis dia hidup bahkan berhadap-hadapan kau aku buruh mereka kapitalis sama-sama hidup bertarung ya , bertarung sama-sama ? tidak , tidak bisa kita tidak bisa bersama-sama sudah lama ya sejak mula kau aku tahu berapa harga lengan dan otot kau aku kau tahu berapa upahmu kau tahu jika mesin-mesin berhenti kau tahu berapa harga tenagamu mogoklah maka kau akan melihat dunia mereka jembatan ke dunia baru dunia baru ya dunia baru . -tebet 9 / 5 / 1992-
KUMPULAN PUISI WIJI THUKUL