cover story
Indonesia (GAPKI) telah keluar
dari RSPO. Kini menyusul Malaysia
(MPOA) yang akan hengkang.
Itu karena RSPO dinilai terlalu
berpihak pada Uni Eropa dan
Amerika Serikat, NGO asing, dan
tidak merangkul pekebun kecil.
Momen pertemuan tahunan RSPO
ke-XI di Medan akan jadi ajang
deklarasi itu. Malaysia cao dari
RSPO. Benarkah?
Mala
dari ysia
Cao RSPO!
K
ecewa! Itu yang
menjadi pembicaraan
sejumlah pekebun
dan pengusaha
kelapa sawit Malaysia,
dengan kebijakan RSPO yang
rasanya lebih mengutamakan
kepentingan negara-negara Eropa
dan Amerika. Untuk itu hampir
dipastikan, tahun ini menjadi
tahun terakhir Malaysia Palm Oil
Association (MPOA) menjadi
anggota RSPO.
Tak tanggung-tanggung,
6
raksasa sawit Malaysia dan juga
pendiri RSPO seperti Sime Darby
Bhd, IOI Corp Bhd, Kuala Lumpur
Kepong Bhd, United Plantations Bhd
dan Felda Global Ventures Holdings
Bhd diduga kuat ikut mendorong
keluarnya MPOA dari RSPO. Jika
Indonesia dan kini Malaysia keluar
dari RSPO, entah seperti apa institusi
ini. Sebab Indonesia adalah penghasil
CPO terbesar dunia, dan Malaysia
termasuk terbesar kedua dunia.
Wacana akan keluarnya MPOA
dari keanggotaan RSPO sebenarnya
sudah lama disuarakan. Namun
wacana itu belum mengerucut
menjadi aksi, justru telah didahului
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia (GAPKI) hengkang dari
RSPO. Tak heran langkah Indonesia
itu dinilai sebagai tamparan keras
bagi MPOA.
Terlambatnya Malaysia mundur
dari RSPO karena Negeri Jiran
itu belum mempunyai wadah
layaknya ISPO punya Indonesia.
Namun desakan dari pekebun
dan pengusaha sawit Malaysia
AgroFarm l Tahun III l Edisi 40 l November 2013