Menurut Merkle, orang yang mengalami boreout disebabkan karena situasi kurang stres (understress). Stres berfungsi agar kita dapat mengembangkan diri. Situasi kurang stres akibat kurang tantangan atau perbedaan antara kualifikasi diri dan tugas kerja dapat menciptakan situasi boreout.
Boreout = Malas?
Orang yang mengalami boreout belum tentu orang yang malas. Bisa saja orang ini pekerja tidak sesuai dengan minatnya. Alasan lain adalah karena latar belakang yang dimiliki seseorang kurang sesuai atau bahkan bertolak belakang dengan tugas dan lingkup kerjanya. Pembagian kerja yang tidak seimbang juga dapat mengakibatkan boreout. Hal ini terjadi ketika tugas-tugas yang menantang diambil alih oleh beberapa pihak, sedangkan tugas-tugas yang kurang menantang atau bahkan cenderung monoton dikerjakan oleh pihak tertentu saja.
Selain itu, situasi pasar kerja, lingkungan, atau keluarga seringkali membuat orang memilih pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal paling penting bagi banyak orang adalah bahwa ia dapat bekerja. Namun, seiring berjalannya waktu, pekerjaan yang dijalani ternyata tidak sesuai dengan kemauannya. Inilah yang kemudian membuat orang merasa bosan dan bahkan kurang tantangan dalam bekerja.
Hal lain yang membuat orang enggan pindah kerja karena boreout adalah karena faktor umur, jenis kelamin, lokasi, situasi pasar kerja, atau kualifikasi yang membuat orang tidak mudah berganti-ganti pekerjaan begitu saja. Ciri-Ciri Boreout
Lalu apa yang dilakukan oleh pekerja yang mengalami boreout? Orang yang menderita boreout terbiasa berpura-pura sibuk dalam bekerja. Meski demikian, ia memiliki banyak waktu untuk menjelajah internet, berbelanja online, dan kegiatan-kegiatan pribadi lainnya di tempat kerja. Ia juga punya banyak waktu untuk melakukan banyak kegiatan dengan rekan kerja lain, baik yang berada di satu bagian atau di bagian lain. Kegiatan lain yang sering dilakukan orang yang mengalami boreout
EDISI
02
19
/ A&O EDISI XIII 2021