A & O Edisi X Emansipasi Laki-Laki | Page 65

dihiraukan. Jadi, perlu sosialisasi dan sosialisasi. Lalu, mindset pengambil kebijakan juga harus berubah, dari charity-based ke rights-based, dari segregasi ke inklusi.

Apa harapan Anda kepada dunia kerja dan masyarakat pada umumnya terhadap kaum difabel?

Kalau di masyarakat dan pemberi kerja, persoalannya masih stigma. Difabel itu dianggap tidak mampu, tidak punya kapasitas setara, tidak produktif. Harapannya ada perubahan cara pikir atau paradigma, sehingga stigma itu sedikit-sedikit bisa berkurang. Untuk mengatasinya, LSM saja tidak cukup. Harus ada intervensi pemerintah untuk mereduksi stigma yang berkembang masyarakat. Caranya dengan penegakan hukum, implementasi UU, mengubah culture of law.

Lalu harapan Anda kepada teman-teman difabel?

Tunjukkan bahwa kita bisa. Caranya dengan meningkatkan pendidikan dan keterampilan, lalu tingkatkan etos kerja dan kepercayaan diri. Jadilah produktif, jangan tergantung pada sumbangan dan charity yang tak bakal menyejahterakan kalian.

Ada pesan untuk pembaca A & O Magazine?

Untuk pembaca A & O Magazine, karena lebih banyak sektor bisnis yang baca, kami berharap agar teman-teman pelaku bisnis lebih banyak membuka kesempatan kerja pada kaum difabel. Jangan khawatir akan merugi, karena difabel kalau diberi pekerjaan dan suka dengan pekerjaan itu, mereka akan sangat fokus dan produktif. Syaratnya hanya aksesibilitas dan reasonable accommodation. Lalu untuk peningkatan keterampilan, bisa dengan CSR untuk mendanai pelatihan. Bisa juga dengan membuka peluang magang dan on the job training. Rekan-rekan bisnis bisa berkonsultasi dengan SIGAB terkait standar aksesibilitas dan reasonable accommodation, misalnya peralatan adaptif, toilet, pintu, dan ramp yang memenuhi standar aksesibilitas. Mudah-mudahan perusahaan lebih membuka diri untuk memberi kesempatan bagi difabel, termasuk memberikan upah, jam kerja, dan hak-hak lain yang setara. Program return to work yang diatur di UU No. 8 Tahun 2016 dan UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities harapannya juga diterapkan. Misalnya, kalau ada karyawan yang sakit dan kecelakaan kerja hingga menjadi difabel, harapannya tidak dipensiunkan atau di-PHK, tapi tetap diberi kesempatan bekerja pada posisi yang memungkinkan atau diberi pelatihan untuk bisa tetap bekerja pada posisi yang sesuai.

Bagaimana situasi kerja di SIGAB selama pandemi corona?

Sejalan dengan anjuran Pemerintah, kami menerapkan WFH, meskipun kadang-kadang masih ada staf yang ke kantor untuk hal-hal yang tidak bisa dikerjakan di rumah. Kemudian teman-teman yang merasa

LITAT SELITAR

SOSIAL