pendekatan salutogenesis. Penelitian Heggdal dan Lovaas (2017) bahkan menunjukkan perubahan tingkat koherensi yang lebih tinggi pada pasien yang memiliki anak, pasien yang memiliki partner, serta pasien yang telah pensiun. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa laki-laki cenderung menunjukkan tingkat koherensi yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Lebih lanjut, Heggdal dan Lovaas (2017) menunjukkan bahwa rasa koherensi perempuan meningkat secara signifikan selama pemberlakuan pendekatan salutogenesis.
Multifungsi
Selain penelitian-penelitian diatas, salutogenesis juga bermanfaat untuk meningkatkan tingkat ketahanan mental (resilience), meningkatkan pengertian akan situasi yang dihadapi, meningkatkan kemampuan dalam menangani masalah yang berhubungan dengan penyakit, dan meningkatkan kemampuan dalam memaknai situasi. Dalam hal ini, individu dapat mengetahui baik dan buruknya pilihan dan keputusan dari situasi mereka, memiliki perspektif baru dan perubahan perilaku sehubungan dengan situasi yang mereka hadapi, menjadi lebih aktif dan berusaha bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil, menerima kekurangan yang dimiliki, kemampuan mendeteksi penyakit sejak dini serta usaha untuk mencegah kambuhnya atau timbulnya penyakit. Dengan demikian, kemampuan individu dalam mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan semakin meningkat.
Dengan berbagai keuntungan rasa koherensi, mengapa tidak setiap orang memilikinya? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah kesehatan fisik dan psikis, kurangnya kontak sosial, kurangnya dukungan sosial, atau penerima tunjangan sosial yang berusia muda dapat mempengaruhi kurangnya rasa koherensi seseorang.
Meski penemu teori
salutogenesis Antonovsky berpendapat bahwa rasa koherensi cenderung bersifat stabil, penelitian menunjukkan bahwa salutogenesis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia dan jenis perawatan. Dengan demikian, untuk menjaga tingkat koherensi, diperlukan usaha yang aktif dari individu itu sendiri.
Berita baiknya adalah tingkat koherensi semakin meningkat seiring bertambahnya usia (Silverstein dan Heap, 2015). Hal ini disebabkan karena kemampuan untuk memahami, mengelola, dan menemukan arti dalam hidup, yang merupakan komponen-komponen dari salutogenesis, semakin meningkat ketika umur manusia bertambah. (Christi)
13 A & O V/Mar 19