menunjukkan bahwa manula yang memiliki sumber daya yang baik secara umum cenderung memiliki rasa koherensi yang baik, cenderung sehat, dan memiliki kualitas hidup yang baik. Yang dimaksud sumber daya disini adalah berbagai aspek dalam hidup yang menunjang individu, seperti finansial, dukungan sosial, kepribadian, cara mengatasi masalah, sudut pandang, dsb. Rasa koherensi yang kuat pada manula berkaitan dengan kondisi fisik, mental, dan sosial yang lebih baik.
Tidak hanya terhadap manula, anak, dan remaja, pendekatan salutogenesis juga dapat diterapkan terhadap orang dewasa secara umum. Penelitian Langius dkk (1992) menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki orientasi salutogenesis dan rasa koherensi yang baik memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi, serta tidak terlalu rentan terhadap penyakit fisik dan psikis.
Perundungan
Perundungan (bullying) telah menjadi realitas sehari-hari. Perudungan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Perundungan secara langsung terjadi ketika korban dan pelaku berada ditempat yang sama. Sedangkan perundungan secara tidak langsung terjadi ketika korban dan pelaku tidak berada disatu tempat, misalnya perundungan lewat rumor, merusak properti, dsb. Bentuk-bentuk perundungan antara lain adalah perundungan fisik, lewat kata-kata (verbal), melalui hubungan, serta lewat benda. Perundungan melalui hubungan misalnya dengan usaha untuk merusak reputasi dan hubungan korban dengan pihak tertentu atau bahwa dengan berbagai pihak. Sedangkan perundungan lewat benda misalnya dengan sengaja merusak benda yang dimiliki korban dengan tujuan untuk merendahkan korban, membuat korban sakit hati, dsb. Perundungan dapat terjadi diberbagai umur serta lokasi. Perundungan juga dapat terjadi lewat dunia maya (cyberbullying).
Penelitian Garcia-Moya (2014) menunjukkan bahwa remaja yang memiliki tingkat koherensi yang rendah cenderung mengalami resiko yang parah akibat perundungan, baik perundungan secara fisik atau psikis, maupun perundungan tradisional atau lewat dunia maya. Penderitaan yang dialami remaja dengan tingkat koherensi rendah lebih intens baik secara fisik maupun psikis. Sedangkan, akibat perundungan pada remaja dengan tingkat koherensi tinggi secara fisik cenderung tidak nyata serta secara psikologis hanya merupakan gangguan kecil.
Penyakit FIsik dan Psikis
Pendekatan salutogenesis dapat diterapkan untuk anak dan remaja yang mengalami masalah kejiwaan. Dengan menggunakan instrumen sumber daya resisten secara umum (generalized resistance resources atau GRR), Johansonn dkk (2018) menunjukkan bahwa terapi terhadap anak dan remaja yang mengalami gangguan psikis dengan pendekatan salutogenesis menunjukkan hasil yang baik. Selama 6 bulan, terapi ditujukan untuk meningkatkan rasa koherensi pasien. Pasien dan orang tua menunjukkan rasa puas terhadap pendekatan tersebut. Mereka melaporkan meningkatkan kesehatan mental, jangka waktu terapi menjadi lebih pendek, dan tingkat kambuhnya penyakit menjadi lebih rendah.
10 A & O V/Mar 19