A & O Edisi II Apr 2018 Work-Life-Balance | Page 35

yang tidak professional, seperti [email protected] atau [email protected] dapat menjadi alasan penolakan lamaran pekerjaan. Sebanyak 76% lamaran ditolak karena hal ini.

Jika sebuah lamaran dipertimbangkan untuk diproses lebih lanjut oleh recruiter, ada kemungkinan bahwa data anda di media sosial, seperti LinkedIn atau Facebook dicari dan dibaca oleh recruiter. Tampilan media sosial cukup berpengaruh mengingat survey BeHiring menunjukkan bahwa 1 dari 3 perusahaan menolak kandidat karena akun media sosial.

Lalu berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh recruiter dari proses lowongan dipublikasikan hingga sebuah posisi ditempati oleh karyawan baru? Survei Talent Technology State of Recruiting pada tahun 2012 menunjukkan bahwa recruiter membutuhkan waktu 45 hari untuk memenuhi target penempatan karyawan baru.

Sosial Media

Peran social media kian lama kian penting dalam hidup manusia. Sosial media tidak hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, namun juga untuk kepentingan perusahaan.

Survei BeHiring menunjukkan bahwa sebanyak 89% perusahaan menggunakan akun social media untuk mempublikasikan lowongan kerja. Sehubungan dengan hal ini, baik survei BeHiring, careerenlightenment.com, maupun survei Talent Technology State of Recruiting menunjukkan bahwa LinkedIn, Facebook, dan Twitter adalah media sosial yang paling sering digunakan perusahaan untuk mempromosikan lowongan pekerjaan. Dalam hal ini, semua survei tersebut menunjukkan bahwa LinkedIn yang paling sering diandalkan perusahaan dalam mempublikasikan lowongan kerja.

Data careerenlightenment.com menunjukkan bahwa pada tahun 2011 14,4 juta orang menggunakan media sosial untuk mencari kerja. Tidaklah mengherankan jika lewat survey dari situs yang sama menunjukkan bahwa 55% perusahaan merencanakan untuk memberikan perhatian yang lebih pada penggunaan media sosial untuk merekrut karyawan baru.

Sumber Lamaran

Meski menempati peran cukup sentral dalam publikasi lowongan kerja, survei Talent Technology State of Recruiting menunjukkan bahwa keefektifan sosial media masih dibawah tingkat efektifitas media yang biasanya digunakan untuk mempublikasikan lowongan kerja. Dalam pada itu, perusahaan mendapat kandidat sebesar 17% dari sumber ini. Angka ini dibawah peran sosial media yang "hanya" menyumbangkan 12,5% karyawan baru.

Peran koneksi masih cukup besar dijaman ini dengan jumlah 15,8% karyawan baru didapat dari koneksi karyawan yang masih aktif bekerja pada perusahaan. Situs perusahaan turut berperan penting dengan menyumbang 13,8% jumlah karyawan baru pada perusahaan. Banyak perusahaan yang makin dinamis membuat kemungkinan terjadinya mobilisasi internal dalam perusahaan. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika 13,7% karyawan baru berasal dari kandidat internal dari dalam perusahaan. Perusahaan jasa penyedia tenaga kerja sendiri hanya memberikan sumbangan sebesar 8,7% dari jumlah karyawan baru. Dengan demikian, bagi anda yang tidak memiliki koneksi untuk mencari kerja, tidak perlu ragu atau patah semangat, mengingat sebagian besar sumber penempatan karyawan tidak berasal dari koneksi atau jaringan internal perusahaan, namun berasal dari iklan lowongan kerja baik di situs perusahaan, media pengiklan lowongan kerja, atau lewat sosial media.

A & O II / Apr 18 35