A & O Edisi II Apr 2018 Work-Life-Balance | Page 18

kemampuannya dalam berkomunikasi. Dengan menyeimbangkan hidup dalam bekerja dengan kehidupan diluar pekerjaan, seseorang akan mendapat banyak keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut tidak hanya dinikmati oleh individu itu sendiri, namun juga oleh perusahaan. Berikut ini beberapa keuntungan yang dapat diperoleh apabila work-life balance dapat diwujudnyatakan.

Keuntungan Work-Life-Balance Bagi Individu

Penyakit Psikologis

Pekerja yang tidak masuk kerja karena sakit adalah hal biasa ditempat kerja. Data sebuah perusahaan asuransi di Jerman, AOK, pada tahun 2009 mengungkapkan bahwa karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit berjumlah sebanyak 53,8 %. Perusahaan yang sama baru-baru ini bahkan mengungkapkan bahwa 79% karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit akar masalahnya berasal dari masalah psikologis. Pekerja yang sakit akibat masalah psikologis tidak hanya sering jatuh sakit, namun juga sakitnya memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan karyawan yang sakit karena masalah jasmani. Data „Centrum for Disease Management“ dari Technischen Universität Munich, Jerman, antara tahun 1995 hingga tahun 2009 menunjukkan rata-rata karyawan tidak masuk kerja karena sakit akibat masalah psikologis sebanyak 33 hari per tahunnya.

Terdapat berbagai masalah psikologis yang akar masalahnya berasal dari tempat kerja, seperti stres, burn-out, perundungan, serangan jantung, darah tinggi, dsb. Berkaitan dengan penyakit yang timbul akibat masalah psikologis, WLB berperan penting untuk meminimalisir atau mencegah masalah-masalah seperti ini.

Komitmen Kerja

Survei terbaru Gallup pada bulan januari 2018 menunjukkan bahwa hanya 15% karyawan diseluruh dunia yang memiliki komitmen dalam pekerjaannya. Sedangkan, karyawan yang tidak memiliki komitmen dalam pekerjaannya atau bahkan secara terang-terangan enggan bekerja berjumlah sebanyak 85%. Tentu saja terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi komitmen kerja. Praktek WLB yang baik dapat menyegarkan kondisi psikis dan fisik pekerja. Dengan demikian, pekerja kembali bekerja dengan kondisi yang lebih baik setelah cuti atau akhir pekan.

Meningkatkan Produktivitas

Jika komitmen kerja meningkat, hal ini turut mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja. Keseimbangan dalam pekerjaan dan kehidupan personal juga akan membantu karyawan guna menghabiskan jam-jam kerjanya dengan produktif. WLB akan membuat setiap karyawan memiliki kesadaran untuk berkontribusi dan memberikan pelayanan unggul. Karyawan juga akan terhindar dari budaya mengeluh dan berusaha untuk menciptakan kualitas kerja yang baik. Dengan demikian, produktivitas kerja menjadi meningkat.

A & O II / Apr 18 18