A & O Edisi II Apr 2018 Work-Life-Balance | Page 16

komunikasi dan kerjasama yang baik untuk tetap dapat memberikan perhatian yang cukup baik bagi pasangan, anak, maupun bagi diri sendiri.

Berbagai penelitian dibidang psikologi dan sosiologi menunjukkan bahwa laki-laki yang memiliki anak memiliki kesempatan yang lebih besar untuk naik gaji dan bahkan promosi dibandingkan perempuan. Meski setelah berkeluarga laki-laki memiliki potensi untuk lebih dihargai ditempat kerja, peran laki-laki sebagai ayah ditempat kerja sering kali terpinggirkan. Perempuan cenderung memiliki kemudahan untuk mendapatkan ijin sehubungan dengan keluarga dan anak. Selain itu, perempuan bahkan cenderung didorong, baik dari pihak perusahaan ataupun dari pihak keluarga, untuk memberikan waktu lebih pada keluarga. Sedangkan, laki-laki cenderung kurang ditolerir jika mengajukan ijin yang berhubungan dengan keluarga dan anak. Jika perusahaan memiliki program yang ramah terhadap keluarga (family friendly program), seringkali target program ini ditujukan untuk perempuan pekerja. Hal ini seolah meniadakan peran laki-laki sebagai ayah ditempat kerja.

Dengan kata lain, laki-laki sebagai ayah juga memiliki kewajiban dan hak untuk mengekspresikan peran kebapakannya. Selain itu, fleksibilitas yang dimiliki pekerja perempuan yang telah berkeluarga juga dapat diterapkan pada pekerja laki-laki yang telah memiliki anak. Adalah lumrah bagi laki-laki pekerja yang telah memiliki anak untuk menjalankan haknya ketika mengambil cuti untuk keluarga. Dengan demikian, akses dan dukungan perusahaan yang diberikan kepada pekerja perempuan yang telah menjadi ibu sama bermanfaatnya ketika diterapkan pada pekerja laki-laki yang telah menjadi ayah. Dengan demikian, program yang ramah terhadap keluarga ditempat kerja juga dapat diterapkan pada pekerja laki-laki yang telah menjadi ayah. (yz)

A & O II / Apr 18 16