A & O Edisi I Nov 2017 Kesenjangan Antar Generasi | Page 43

tugas rumah tangga ke satu pihak saja. Meski demikian, tidak perlu membagi tugas rumah tangga secara ketat dan kaku. Inti dari hasil penelitian ini adalah bentuk saling mendukung dalam pernikahan.

Dukungan Anggota Keluarga

Terdapat kecenderungan bahwa semakin banyak anggota keluarga, maka dapat meningkatkan kemungkinan potensi konflik. Selain itu, semakin banyak dukungan keluarga, maka dapat menurunkan potensi terjadinya konflik. Hal ini tidak dapat diartikan bahwa keluarga besar menimbulkan banyak masalah. Yang paling mempengaruhi dalam membantu meminimalisir konflik peran ganda pada perempuan pekerja adalah dukungan yang diberikan oleh keluarga, baik sehubungan dengan karir maupun sehubungan dengan tanggung jawab sebagai istri dan ibu.

Kepuasan Kerja

Kepuasan dalam pekerjaan juga turut mempengaruhi konflik peran ganda pada perempuan. Sebagaimana dukungan anggota keluarga dapat membuat perempuan merasa didukung dari rumah, demikian juga kepuasan terhadap pekerjaan dapat membuat perempuan merasa didukung. Jika kepuasan terhadap pekerjaan semakin tinggi, maka konflik yang dirasakan oleh perempuan umumnya juga semakin sedikit. Hal ini bukan berarti bahwa jika perempuan pekerja puas dengan pekerjaannya, maka perempuan tersebut tidak akan mengalami masalah

dalam rumah tangga.

Namun, hal ini

lebih merujuk pada

situasi yang membuat

perempuan merasa

didukung. Adanya

dukungan dapat

meminimalisir potensi

masalah yang dihadapi

oleh perempuan dan

dapat meningkatkan

kebahagiaan.

Kepuasan dalam

pernikahan dan

dalam hidup

Perempuan pekerja pada umumnya memiliki konsekuensi yang negatif terhadap kondisi pernikahannya dan

kepuasan hidup. Bukanlah hal asing bagi perempuan mengalami konflik rumah tangga atau bahkan perceraian akibat dari konsekuensi untuk bekerja dan tidak memilih menjadi ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan tuntutan dalam dunia kerja dan dalam rumah tangga yang menempatkan perempuan dalam posisi dilematis. Perempuan sering dihadapkan pada posisi yang sulit antara lebih fokus pada keluarga atau pekerjaan. Hal inilah yang menyebabkan perempuan cenderung kurang mengalami kepuasan dalam pernikahan dan dalam hidup.

Konflik peran ganda yang dialami oleh perempuan dapat membawa pada kondisi dilematis dan tidak menyenangkan. Hal ini ditunjukkan dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa istri yang bekerja penuh waktu menginginkan mempersingkat jam kerjanya untuk mengurangi ketegangan akibat konflik peran dibandingkan wanita yang bekerja paruh waktu. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sering juga terjadi keletihan pada perempuan yang bekerja karena selain bekerja, perempuan juga harus bertanggung jawab pada pengasuhan anak. Tanggung jawab ganda inilah yang menyebabkan waktu untuk beristirahat menjadi berkurang dan menyebabkan kelelahan psikis dan fisik pada perempuan pekerja.

Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan bahwa 65% perempuan pekerja mempunyai masa depan lebih suram. Mereka banyak mengalami konflik dalam pekerjaannya akibat stress yang dirasakan. Lebih lanjut, Kebanyakan di antara mereka tidak bisa menyesuaikan diri dalam bekerja, kurang dapat mengambil keputusan dengan tepat, mudah dihasut dan lain sebagainya. Berdasarkan penelitian ini, hanya 35 % perempuan pekerja yang akan memperoleh karir yang gemilang.

Data organisasi pekerja dunia (International Labor Organisation) menunjukkan bahwa 40% dari total pekerja di dunia adalah perempuan. Berbagai penelitian di perusahaan-perusahaan di dunia menunjukkan bahwa mempekerjakan perempuan memberikan sumbangsih positif bagi perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar 500 perusahaan dengan laba terbesar (Fortune 500 Companies) yang memiliki minimal 3 perempuan yang menjabat sebagai direktur memiliki potensi untuk mencapai return of investment sebesar 66%, return of sales sebesar 42%, dan return of equity sebesar 53%. Penelitian lain menunjukkan bahwa sebuah tim yang hanya memiliki satu perempuan didalam tim cenderung memiliki IQ secara kolektif lebih tinggi dibandingkan dengan tim yang hanya terdiri dari laki-laki. Studi yang dilakukan Gallup menunjukkan bahwa perusahaan yang memperkerjakan perempuan memiliki tingkat fluktuasi karyawan 22% lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempekerjakan perempuan.

Sebagaimana aktualisasi diri menjadi kebutuhan manusia berdasarkan hierarki kebutuhan yang dirumuskan oleh Maslow, demikian pula perempuan bekerja atas dasar keinginan untuk mengaktualisasikan diri. Pada akhirnya keseimbangan yang dapat dicapai perempuan pekerja tidak hanya akan dinikmati oleh perempuan itu saja, namun juga oleh seluruh keluarga. Dengan demikian, suami juga berperan sangat penting dalam mendukung serta menjaga keseimbangan rumah tangga.

43

A & O 1/Des17