A & O Edisi I Nov 2017 Kesenjangan Antar Generasi | Page 42

yang cenderung terbengkalai karena memprioritaskan peran yang lainnya.

Data Badan Pusat Statistik di tahun 2012 menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam lapangan kerja meningkat signifikan. Tercatat ada 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa perempuan yang memiliki peran ganda dalam kehidupannya juga semakin meningkat. Menurut Wolfman, seorang penggiat dan peneliti gender, peran ganda perempuan didefinisikan sebagai dua peran atau lebih yang dijalankan dalam waktu yang bersamaan dengan peran tradisional perempuan sebagai istri dan ibu, seperti menjadi pendamping suami, mengasuh dan mendidik anak, serta mengelola kebutuhan rumah tangga. Menurut Arivia, seorang pakar gender di Indonesia, peran ganda perempuan adalah saat dimana perempuan menjalankan peran sebagai pekerja dan pada saat bersamaan perempuan tersebut juga merawat anak dan

mengurus rumah tangganya.

Dalam kondisi tertentu, peran

ganda yang dijalankan oleh

perempuan tidak selamanya

berlangsung dengan mulus.

Banyak tantangan-tantangan

yang dialami

oleh perempuan

khususnya guna

menyeim-

bangkan

tuntutan kedua

peran tersebut. Tantangan yang dialami oleh perempuan terkadang memunculkan konflik dalam diri perempuan yang dikenal dengan istilah konflik peran ganda. Konflik peran ganda berdasarkan penelitian Kahn dkk didefinisikan sebagai bentuk dari konflik antar peran dimana tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga saling bertentangan. Konflik peran ganda juga dapat didefinisikan sebagai pertentangan peran yang dijalani oleh ibu rumah tangga yang bertanggung jawab sebagai istri maupun ibu dan sebagai pekerja diluar rumah yang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Peran keduanyalah yang menimbulkan konflik.

Tekanan Waktu

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konflik peran ganda sebagaimana yang diungkap lewat penelitian Stroner dkk . Time pressure atau tekanan waktu berkaitan dengan masalah penggunaan waktu. Dalam menjalankan kedua peran domestik dan peran publik, waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk dapat menjalankan tugas domestik dan tugas publik secara seimbang. Sehingga, jika waktu yang digunakan untuk bekerja semakin banyak, maka semakin sedikit waktu yang dapat diberikan untuk keluarga. Disinilah pentingnya peran serta suami dalam mendukung istri. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang mengerjakan tugas rumah tangga bersama-sama lebih berbahagia dalam pernikahannya dibandingkan dengan pasangan yang hanya memfokuskan Selain itu, semakin banyak dukungan keluarga, maka dapat menurunkan potensi terjadinya konflik.

Kepuasan terhadap pekerjaan turut mempengaruhi konflik peran ganda pada perempuan. Faktor ini menyatakan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja yang dialami perempuan, maka konflik yang dirasakan umumnya juga semakin sedikit.

4.Marital and life satisfaction. Faktor ini mengasumsikan bahwa perempuan pekerja pada umumnya memiliki konsekuensi yang negatif terhadap kondisi pernikahannya dan kepuasan hidup.

Konflik peran ganda yang dialami oleh perempuan dapat membawa pada kondisi dilematis dan tidak menyenangkan. Hal ini ditunjukkan dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa istri yang bekerja penuh waktu menginginkan mempersingkat jam kerjanya untuk mengurangi ketegangan akibat konflik peran dibandingkan wanita yang bekerja paruh waktu. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sering juga terjadi keletihan pada perempuan yang bekerja karena selain bekerja, perempuan juga harus bertanggung jawab pada pengasuhan anak. Tanggung jawab ganda inilah yang menyebabkan waktu untuk beristirahat menjadi berkurang dan menyebabkan kelelahan psikis dan fisik pada perempuan pekerja.

Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan bahwa 65% perempuan pekerja mempunyai masa depan lebih suram. Mereka banyak mengalami konflik dalam pekerjaannya akibat stress yang dirasakan. Lebih lanjut, Kebanyakan di antara mereka tidak bisa menyesuaikan diri dalam bekerja, kurang dapat mengambil keputusan dengan tepat, mudah dihasut dan lain sebagainya. Berdasarkan penelitian ini, hanya 35 % perempuan pekerja yang akan memperoleh karir yang gemilang.

Data organisasi pekerja dunia (International Labor Organisation) menunjukkan bahwa 40% dari total pekerja di dunia adalah perempuan. Berbagai penelitian di perusahaan-perusahaan di dunia menunjukkan bahwa mempekerjakan perempuan memberikan sumbangsih positif bagi perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar 500 perusahaan dengan laba terbesar (Fortune 500 Companies) yang memiliki minimal 3 perempuan yang menjabat sebagai direktur memiliki potensi untuk mencapai return of investment sebesar 66%, return of sales sebesar 42%, dan return of equity sebesar 53%. Penelitian lain menunjukkan bahwa sebuah tim yang hanya memiliki satu perempuan didalam tim cenderung memiliki IQ secara kolektif lebih tinggi dibandingkan dengan tim yang hanya terdiri dari laki-laki. Studi yang dilakukan Gallup menunjukkan bahwa perusahaan yang memperkerjakan perempuan memiliki tingkat fluktuasi karyawan 22% lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mempekerjakan perempuan.

Sebagaimana aktualisasi diri menjadi kebutuhan manusia berdasarkan hierarki kebutuhan yang dirumuskan oleh Maslow, demikian pula perempuan bekerja atas dasar keinginan untuk mengaktualisasikan diri. Pada akhirnya keseimbangan yang dapat dicapai perempuan pekerja tidak hanya akan dinikmati oleh perempuan itu saja, namun juga oleh seluruh keluarga. Dengan demikian, suami juga berperan sangat penting dalam mendukung serta menjaga keseimbangan rumah tangga.

42

A & O 1/Des17