cover story
bogi aditya, direktur utama
Sosok Inovatif
di Balik Kopelland
12
Kompetisi memerlukan inovasi. Itulah
yang dilakukan Bogi Aditya dalam
menahkodai Kopelland.
D
engan latar belakang
pendidikan teknik sipil
dan manajemen bisnis,
Bogi Aditya fasih betul
berbicara soal industri
properti yang tak hanya sebatas
bangunan tapi juga hingga ke urusan
penjualannya. Meskipun belum
genap 2 tahun semenjak didirikan,
Kopelland di bawah kepemimpinan
Bogi berencana meluncurkan tiga
proyeknya dalam rentang waktu
bersamaan di kwartal pertama 2016
ini.
Ketiga proyek tersebut adalah
Kota Swarnabumi Cikunir, Bekasi
kemudian Swarnabumi Residence
Bandung (Kiara Condong) dan
Swarnabumi Bintaro (Jombang).
Proyek-proyek ini dibesut dengan
sentuhan inovasi, bangunan
yang dikembangkan tak berupa
bangunan massif tapi juga mampu
mengakomodir berbagai kebutuhan
penghuninya.
Selain itu sentuhan berbeda
adalah dalam urusan pemasaran
atau cara penjualannya yang tak
biasa. Dengan pola pembiayaan
yang diramu oleh Kopelland, unit
yang dijual uang mukanya bisa
0 % bahkan dengan bunga flat
Bogi Aditya,
Direktur Utama Kopelland
selama masa cicilan. “Saya mencoba
merangkai berbagai elemen atau
kekuatan tim yang ada untuk
menganalisa apakah mungkin bisa
membuat uang muka 0 % tersebut
dan ternyata bisa. Tentunya kita
tetap memperhatikan cash flow
keuangan perusahaan,” tegas Bogi
Aditya, Direktur Utama Kopelland.
Begitupun dengan konsep
apartemen yang dikembangkan
Kopelland, sangat detail
memperhatikan kebutuhan
penghuninya. Hal ini sangat
diperhatikan dengan serius, tiga
bagian penting dari konsep produk
Kopelland adalah layak, sehat dan
kemudahan akses. Bogi menjelaskan
layak disini artinya unit dan
bangunan yang dikembangkan
mengikuti kaidah hunian yang layak
dan sesuai standar. “Sementara
unsur sehat kita tuangkan dengan
mengoptimalkan penerangan
alami dengan ventilasi udara yang
maksimal dan didukung oleh green
space area dan worker’s lifestyle
support plus jaminan air bersih.
Sedangkan untuk akses lokasi
proyek selalu berada di kawasan
strategis yang memiliki kedekatan
dengan transportasi publik seperti,
kendaraan umum, stasiun kereta
dan berada di jalan utama yang juga
dekat dengan jalan tol,” jelas Bogi
Aditya.
Selain itu pendekatan lokasi tak
hanya soal transportasi tapi juga
dekat dengan pusat perbelanjaan,
pasar tradisional dan untuk di
dalam apartemen ruang komersilnya
dikonsep untuk memenuhi
kebutuhan penghuni. Seperti
edisi 122 - 2016 | Property&Bank | www.propertynbank.com
adanya area food court, mini market
hingga sarana pendidikan dan juga
laundry. Bahkan untuk menunjang
aktivitas, apartemen juga dilengkapi
akses high speed area, business
area komunitas dan sosial sebagai
tempat bersosialisasi bagi penghuni
apartemen.
Komandan
yang Handal
Bogi Aditya, lelaki berusia 44
tahun dengan tubuh tinggi tegap
berkulit coklat ini adalah figur utama
bagi Kopelland. Berbekal latar
belakang pendidikan teknik sipil di
ITB (Institut Teknologi Bandung)
dan melanjuti studi ilmu manajemen
(S2) membuat paduan ilmu dan
pengalaman yang apik dalam
menggenjot bisnis Kopelland.
Karirnya dirintis di dunia
kontraktor, perusahaannya saat itu
banyak menukangi proyek-proyek
infrastruktur. Bahkan prestasinya
di dunia kontaktor ini terbilang
lumayan, usia 30 tahun dirinya
menjadi salah satu kepala divisi di
perusahaan kontraktor tempatnya
bekerja. Namun Bogi mengaku
belum puas dengnan pencapaiannya,
dirinya melebur bekerja disebuah
perusahaan konsultan manajemen.
Dari sinilah insting manajemennya
mulai banyak bermain karena
yang banyak dikembangkan adalah
urusan strategi bisnisnya. Beberapa
perbankan plat merah atau swasta
pernah dibedahnya dan hasilnya
menelurkan bisnis unit yang
hingga saat ini menjadi jagoan dari
perbankan tersebut.
Menjadi konsultan bagi Bogi
memiliki keasyikan tersendiri,
karena bisa bersentuhan langsung
dari level paling atas hingga
paling bawah. Sehingga berbagai
persoalan yang ada sangat dipahami
olehnya, dari hulu ke hilir.
Bahkan untuk mengaplikasikan
metode strategi bisnisnya, Bogi
pun kerap berada di lapangan
sekedar untuk mendapatkan data,
kendala yang terkait konsep yang
dikembangkannya. Tak hanya
perbankan, beberapa developer pun
pernah merasakan sentuhan tangan
dingin kantor konsultan tempat
Bogi bekerja. Salah satunya adalah
Kopellindo pertemuannya di 2011
akhirnya meretas menjadi Kopelland
yang saat ini dikomandani Bogi.
Jam terbang di konsultan
manajemen yang banyak
bergerak dalam urusan strategi
bisnis membuat Bogi berani
menggawangi Kopelland. Dirinya
telah biasa melakukan set up
awal sebuah produk baru hingga
membesarkannya. Sehingga
dirinya pun mendapatkan benang
merah dalam industri properti.
Menurutnya, persoalan developer itu
saat ini adalah soal dana, uangnya.
“Tentunya setiap kendala ada
penyelesaiannya, soal keuangan itu
sebenarnya bersifat solusi sementara.
Namun yang harus dibenahi adalah
fundamentalnya agar benar-benar
kuat,” jelas Bogi.
Walhasil kondisi Kopelland
pun benar-benar dipahami dirinya
saat pertama kali didaulat untuk
bergabung. Untuk itu dirinya
mengemas konsep berbeda dalam
setiap proyek yang dikembanngkan
Kopelland, dirinya pun menerima
masukan dari berbagai pihak agar
terus menyempurnakan konsepnya.
“Kendala dalam penjualan produk
properti adalah soal pembiayaannya,
keterbatasan keuangan konsumen
adalah sebabnya. Untuk itu kami
melahirkan konsep yang ramah bagi
kelas pekerja,” tegas Bogi.
Maka jangan heran suasana rapat
diruang kantor atau pun proyek
Kopelland sangat cair. Semua elemen
yang ada sangat interaktif, bersinergi
dalam mengeksplorasi ide dan
inovasinya. Hal ini sengaja dilakukan
oleh Bogi yang memang tak memiliki
sekat dengan semua karyawannya.
Walh