MEDIA CENTER BKPP PARTAI GOLKAR
MEDIA CENTER BKPP PARTAI GOLKAR
“Kemarin angka terbaik sudah mencapai 36%, PDIP 28%
dan Partai Demokrat 5,4%. Kemudian baru menyusul Gerinda,
PKB dan PAN. Itu hasil survey dapil. Dengan keadaan yang
membaik ini, kita berharap seluruh caleg berusaha betul
dan meningkatkan. Dengan cara pendekatan langsung ke
masyarakat,” ujar dia.
Setya juga berbagi tips kepada para kader atau caleg
yang akan bertarung di Pileg. Menurut dia, dalam rangka
mencapai target perolehan suara hingga 30% pada Pileg,
harus menggunakan cara-cara sederhana namun mudah
dipahami masyarakat.
“Makanya, tagline-tagline yang kita buat, atau stiker yang
dibikin harus dalam cara sederhana. Bahasanya sederhana.
Mudah dipahami masyarakat. Juga sesuai aturan KPU,” kata
dia.
Selain itu, mulai Januari 2014, kampanye yang dilakukan dalam bentuk door to door campaign (kampanye dari
pintu ke pintu). Sedangkan untuk saat ini, dalam bentuk kampanye yang sifatnya penetrasi.
Bahkan, kalau perlu, menginap dan tidur bersama masyarakat. Dari situ kemudian bisa ngobrol dengan masyarakat
sehingga mengetahui kebutuhan mereka dan mereka juga mengenal caleg.
“Dimana kalau perlu tidur satu bantal, mereka kiri dan kanan. Dan kita ngobrol dengan mereka. Itu lebih menyentuh,”
kata dia.
Setya juga mengatakan, berbagai program nyata telah dilakukan. Di antaranya, pembenahan infrastruktur perdesaan,
bantuan untuk kelompok masyarakat yang memiliki lahan garam, bantuan pemugaran, dan lain sebagainya.
Kegiatan yang merupakan program nasional tersbeut, juga merupakan bentuk dukungan Partai Golkar pada
kebutuhan ril dan pro kesejahteraan masyarakat.
Empat Pilar, Masa Depan Indonesia
Hajriyanto Y Thohari,
Wakil Ketua MPR RI 2009-2014 dan Ketua Media Center BKPP Partai Golkar
JAKARTA, MEDIA CENTER – Duduk di jabatan
prestisius dan ikonik di negara ini, Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), bagi Hajriyanto Y Thohari bukan berarti
kebanggaan tiada tara. Lebih dari itu, berada di sana
bagi dia adalah pengabdian. Berupaya merajut dan
memperkuat landasan kebersamaan di tengah berbagai
krisis yang potensial membuat bangsa ini bakal tinggal
catatan sejarah saja bila tidak dijaga.
Berada di sana sejak empat tahun lalu adalah
sepenuhnya masa pengabdian. Bersama almarhum
Taufik Kiemas, mantan Ketua MPR RI, berjibaku
mendorong dan menjadikan Empat Pilar sebagai ‘nafas’
hidup segenap rakyat Indonesia. Empat pilar itu adalah
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai pengikat dalam kepelbagaian.
Bersama para pimpinan dan anggota MPR RI, pria
kelahiran Karanganyar pada 26 Juni 1960 tersebut
berjibaku menyebarluaskan empat pilar kebangsaan itu
ke seantero negeri. Semata-mata demi tetap tegak dan
terjaminnya masa depan negara ini.
Semua lapisan masyarakat didatangi. Semua
daerah berusaha dijangkau. Berbagai keterbatasan
berusaha diatasi atau diterabas. Berbagai cara dan
sarana digunakan. Semuanya demi sebanyak mungkin
masyarakat memahami dan mengerti nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia secara de facto
adalah negara yang sangat majemuk dan kemajemukan
Edisi No.1 November 2013
16
Edisi No.1 November 2013
17
itulah yang menjadi perekat