Suara Golkar edisi Desember 2013 | Page 29

Untuk persiapan pemenangan ini, kata Indra, selain DPP Partai Golkar yang menyiapkan saksi, dia juga meminta para caleg untuk menyiapkan para saksi. Sebab, katanya, tidak semuanya dibiayai oleh partai. Apalagi para caleg juga sangat berkepentingan dengan hasil-hasil Pemilu. Guna menyolidkan barisan menuju pemenangan, Indra mengatakan, perlu diadakan semacam rapat koordinasi karena Pemilu sudah dekat. Rapat ini sendiri akan dilaksanakan setelah mendapatkan “Kita juga meminta supaya se- arahan yang jelas dari BKPP Pusat. tiap caleg kalau bisa menyiapkan sak“Saya sendiri mengambil si-saksi di TPS, terutama di tempat dia berkampanye atau basis.  Itu untuk inisiatif untuk melakukan koordinasi menunjukkan seorang caleg itu serius di masing-masing provinsi. Tidak atau tidak. Kalau mau menang, me- digabung semua provinsi dalam satu tempat. Menurut saya itu kurang reka mesti kerja keras,” tuturnya. efektif. Saya sudah merancang untuk Pematangan tersebut dilakukan keliling lima provinsi dan bertemu para untuk mencapai target yang ditetap- calegnya. Model ini lebih mengena kan DPP sebesar 30%. Kata Indra, jika untuk konsolidasi,” katanya. merujuk hasil survey, Jambi, Sumsel Indra juga berharap para caleg dan Bangka Belitung sudah mencapai 30%. Sementara Lampung sudah 26% bekerja secara efektif untuk meraup suara. Jangan sampai terjadi “caleg dan Bengkulu hampir 30%. makan caleg” sebagaimana terjadi “Saya yakin bisa mencapai tar- di pemilu lalu. Intinya, jangan sampai get 30% atau 17 kursi. Detailnya Lam- terjadi tabrakan antar-caleg dalam pung 6, Sumsel 6, Bangka Belitung 1, berkampanye. Bengkulu 1 dan Jambi 3,” kataya. “Semua pastinya ingin jadi. Dari 10 caleg pasti ingin semua jadi. Tapi jangan sampai tabrakan dalam kampanye,” katanya. Oleh karena itu, lanjut Indra, akan lebih baik jika para caleg membagi-bagi wilayah konsentrasi. Misalnya, jika ada 10 kabupaten, sebaiknya dibagi-bagi jangan sampai semua datang bersama sehingga menjadi tidak efektif.  DPP Golkar sendiri, dari hasil Rapimnas ke-5 sudah memiliki aturan untuk menghindari kejadian “caleg makan caleg”, termasuk sanksi bagi yang melakukannya. “Ada etikanya seorang caleg untuk tidak saling menjelek-jelekkan caleg lain.  Akan lebih baik, kalau bisa saling menyampaikan hal positif tentang caleg lainnya,” tegas Indra.  (zn/rp/sa)   29