Singapore Guidebook September Edition sgb_digital-magz_id-compressed | Page 20
20
B U D AYA P E R A N A K A N
S
alah satu cerita rakyat menggambarkan asal Peranakan dimulai
dengan seorang putri dari Cina yang menikahi seorang pangeran
setempat. Secara historis, Peranakan ditujukan sebagai istilah
untuk sekelompok etnis. Tidak hanya di Singapura, Peranakan juga
tersebar di Malaysia bahkan di Indonesia.
Singapura terkenal dengan Peranakan Tionghoa. Namun diiluar itu,
ada juga Peranakan Jawi, Peranakan Belanda, Peranakan Serani,
dan Peranakan Chitty. Peranakan Tiongkok adalah keturunan dari
imigran-imigran asal Tiongkok yang menikahi kaum semenanjung
Melayu. Untuk anak dari keturunan Peranakan Tiongkok-Eurasia,
biasanya mereka diajarkan tata krama sejak dini layaknya bangsa
Eropa. Mereka dibiasakan berbicara Inggris bukan Mandarin, begitu
juga dengan makan menggunakan sendok garpu bukan sumpit.
Dalam budaya Peranakan, para laki-laki disebut ‘baba’ sebagai
istilah kehormatan untuk laki-laki Peranakan. Sedangkan, wanita
Peranakan disebut sebagai ‘nyonya’. Pernikahan kaum Peranakan
juga terkenal rumit. Pesta pernikahan akan digelar selama 14
hari, dengan waktu-waktu tertentu. Namun, tradisi pernikahan
ini sudah tidak bisa ditemui lagi dalam masyarakat Singapura.
Selain minimnya kelahiran Peranakan asli, pengadaan pesta yang
memakan waktu juga dianggap sulit terkait izin cuti dan mahal.
Peranakan terkenal dengan warisannya yang indah dan cantik.
Penuh warna, antik, detail dan rumit, merupakan gabungan kata
yang menggambarkan warisan-warisan Peranakan.
Terlepas dari perhiasan yang indah dan yang terbilang rumit,
Peranakan terkenal dengan pakaian tradisionalnya bernama
Nyonya Kebaya. Rupanya seperti baju kurung khas Melayu yang
dipadankan dengan batik sarong sebagai bawahan. Tidak lupa,
untuk alas kaki menggunakan slippers bernama Kasot Manek yang
dibuat sendiri dengan tangan dan pastinya butuh ketelatenan dan
kesabaran ekstra.
“Para laki-laki disebut ‘baba’
sebagai istilah kehormatan
untuk laki-laki Peranakan.
Sedangkan, wanita
Peranakan disebut sebagai
‘nyonya’.”
Kaum Peranakan juga terkenal karena masakan mereka yang
kaya akan bumbu, menghasilkan sajian yang kreatif dan imajinatif.
Makanan Peranakan merupakan makanan perpaduan tradisi
kuliner Cina dengan Melayu yang dibuat dengan rempah-rempah
asli, seperti cabai, belachan, dan santan. Makanan yang dihasilkan
menjadi punya cita rasa yang tajam, pedas, dan beraroma sedap.
Meskipun orang-orang Peranakan di Singapura telah menyebar ke
seluruh Singapura, warisan Peranakan paling autentik bisa dilihat
di Katong / Joo Chiat. Tentunya kawasan ini terkenal akan ruko dan
rumah-rumah yang berwarna-warni yang dihiasi oleh ukiran hewan
dan ubin keramik buatan tangan.
“Peranakan terkenal
dengan pakaian
tradisionalnya bernama
Nyonya Kebaya.
Rupanya seperti baju
kurung khas Melayu
yang dipadankan
dengan batik sarong
sebagai bawahan.
Tidak lupa, untuk alas
kaki menggunakan
slippers bernama
Kasot Manek yang
dibuat sendiri dengan
tangan dan pastinya
butuh ketelatenan dan
kesabaran ekstra.”