FOKUSTOKOH
Kis. 26:11 di rumah-rumah ibadat (synagoge),
menyiksa dan memaksa jemaat mula-mula;
dalam amarah meluap-luap mengejar sampai
ke kota-kota asing.
Gamaliel adalah seorang rabi terkemuka dan
sangat disegani di antara tiga aliran Yahudi,
yaitu Farisi, Saduki dan Eseni. Sebagai
informasi tambahan, Farisi pada awal
berdirinya adalah sebuah partai politik yang
berkembang menjadi sebuah gerakan sosial.
Namun, pada masa Bait Suci Kedua (536 SM –
70 M), dalam masa pendidikan Saulus di
bawah Gamaliel, Farisi menjadi sebuah aliran
pemikiran. Dan selanjutnya, setelah Bait Suci
Kedua dihancurkan, Farisi berevolusi menjadi
Yudaisme Rabinik, yang menghasilkan
Yudaisme yang tradisional dan normatif. Dari
golongan inilah Saulus berasal. Tentu bila
Saulus tidak mengalami perjumpaan dengan
Tuhan Yesus, dia akan menjadi tokoh besar
Farisi. Mengingat dia murid langsung dari
Gamaliel yang demikian berpengaruh. Juga,
atas jasanya menekan kelompok yang
dianggap “sekte sesat”, yaitu penganut jalan
Tuhan yang sangat ditentang oleh agama
Yahudi. Keberadaan penganut jalan Tuhan
waktu itu sangat mengancam keberadaan /
keberpengaruhan imam-imam kepala.
Dalam Kis. 9, dituliskan bahwa Saulus
berencana ke Damsyik dengan berbekal surat
kuasa dari Imam Besar, yang membuatnya
memiliki kewenangan untuk menangkap lakilaki dan perempuan yang mengikuti Jalan
Tuhan, jika ia menemukan mereka di
synagoge. Karena pada zaman itu, pengikut
Jalan Tuhan (jemaat mula-mula) juga
berkumpul dan beribadah di synagoge.
SeminariGOSPEL.com
Sebelum hal itu terjadi dan kekacauan menjadi
semakin besar, Tuhan Yesus menemuinya dalam
perjalanannya ke Damsyik, mengubahkan
agenda Saulus dalam upaya menekan jemaat
mula-mula. Ketika Saulus sudah dekat kota
Damsyik, tiba-tiba cahaya memancar dari langit
mengelilingi dia. Saulus pun rebah ke tanah.
Saulus mengalami sebuah pengalaman spiritual
yang sangat penting dalam pelayanannya di
kemudian hari. Penganiayaannya kepada jemaat
mula-mula menjadi aniaya kepada Tuhan Yesus
secara langsung. Karena memang Tuhan Yesus
adalah Kepala dan jemaat sebagai tubuh-Nya.
Bila tubuh disakiti, maka sakitlah Kepala. Bagian
yang mustahil terpisahkan antara Kepala dan
tubuh. Selama kepala melekat dengan tubuh,
tanda masih hidup. Demikian pula jemaat yang
memiliki hubungan erat dengan Kepala,
menjadi jemaat yang hidup dan
mengekspresikan Kepala. Di kemudian hari,
Saulus yang selanjutnya disebut Rasul Paulus
bisa dengan sangat jelas mengajarkan mengenai
tubuh Kristus. Setelah perjumpaan yang sesaat,
namun mengubahkan tersebut, Saulus menjadi
buta. Kawan seperjalanannya menuntunnya ke
kota Damsyik. Di sana, Tuhan Yesus mengutus
Ananias untuk menumpangkan tangan ke atas
Saulus supaya matanya dapat melihat lagi.
Selanjutnya Saulus dibaptis, dan dalam
pergaulan dengan orang Yunani, Saulus dikenal
sebagai Paulus.
TRADISI YAHUDI
Dalam perdebatan mengenai tradisi agama
Yahudi, apakah Rasul Paulus tetap menjaga
tradisi Yahudi? Alkitab mencatat hal yang
menarik. Narasi dalam Kis. 21 dengan sangat
SG | JULI 2016 | 47