SeminariGospel 02 | Page 48

FOKUSTOKOH Kis. 26:11 di rumah-rumah ibadat (synagoge), menyiksa dan memaksa jemaat mula-mula; dalam amarah meluap-luap mengejar sampai ke kota-kota asing. Gamaliel adalah seorang rabi terkemuka dan sangat disegani di antara tiga aliran Yahudi, yaitu Farisi, Saduki dan Eseni. Sebagai informasi tambahan, Farisi pada awal berdirinya adalah sebuah partai politik yang berkembang menjadi sebuah gerakan sosial. Namun, pada masa Bait Suci Kedua (536 SM – 70 M), dalam masa pendidikan Saulus di bawah Gamaliel, Farisi menjadi sebuah aliran pemikiran. Dan selanjutnya, setelah Bait Suci Kedua dihancurkan, Farisi berevolusi menjadi Yudaisme Rabinik, yang menghasilkan Yudaisme yang tradisional dan normatif. Dari golongan inilah Saulus berasal. Tentu bila Saulus tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus, dia akan menjadi tokoh besar Farisi. Mengingat dia murid langsung dari Gamaliel yang demikian berpengaruh. Juga, atas jasanya menekan kelompok yang dianggap “sekte sesat”, yaitu penganut jalan Tuhan yang sangat ditentang oleh agama Yahudi. Keberadaan penganut jalan Tuhan waktu itu sangat mengancam keberadaan / keberpengaruhan imam-imam kepala. Dalam Kis. 9, dituliskan bahwa Saulus berencana ke Damsyik dengan berbekal surat kuasa dari Imam Besar, yang membuatnya memiliki kewenangan untuk menangkap lakilaki dan perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, jika ia menemukan mereka di synagoge. Karena pada zaman itu, pengikut Jalan Tuhan (jemaat mula-mula) juga berkumpul dan beribadah di synagoge. SeminariGOSPEL.com Sebelum hal itu terjadi dan kekacauan menjadi semakin besar, Tuhan Yesus menemuinya dalam perjalanannya ke Damsyik, mengubahkan agenda Saulus dalam upaya menekan jemaat mula-mula. Ketika Saulus sudah dekat kota Damsyik, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Saulus pun rebah ke tanah. Saulus mengalami sebuah pengalaman spiritual yang sangat penting dalam pelayanannya di kemudian hari. Penganiayaannya kepada jemaat mula-mula menjadi aniaya kepada Tuhan Yesus secara langsung. Karena memang Tuhan Yesus adalah Kepala dan jemaat sebagai tubuh-Nya. Bila tubuh disakiti, maka sakitlah Kepala. Bagian yang mustahil terpisahkan antara Kepala dan tubuh. Selama kepala melekat dengan tubuh, tanda masih hidup. Demikian pula jemaat yang memiliki hubungan erat dengan Kepala, menjadi jemaat yang hidup dan mengekspresikan Kepala. Di kemudian hari, Saulus yang selanjutnya disebut Rasul Paulus bisa dengan sangat jelas mengajarkan mengenai tubuh Kristus. Setelah perjumpaan yang sesaat, namun mengubahkan tersebut, Saulus menjadi buta. Kawan seperjalanannya menuntunnya ke kota Damsyik. Di sana, Tuhan Yesus mengutus Ananias untuk menumpangkan tangan ke atas Saulus supaya matanya dapat melihat lagi. Selanjutnya Saulus dibaptis, dan dalam pergaulan dengan orang Yunani, Saulus dikenal sebagai Paulus. TRADISI YAHUDI Dalam perdebatan mengenai tradisi agama Yahudi, apakah Rasul Paulus tetap menjaga tradisi Yahudi? Alkitab mencatat hal yang menarik. Narasi dalam Kis. 21 dengan sangat SG | JULI 2016 | 47