ZONAWANITA
Pdm. SBMM Putri Simorangkir Elizabeth Wahyuni S. Psi
H arus diakui bahwa hidup ini penuh misteri, tidak selamanya jalan hidup ini mulus sesuai dengan apa yang diharapkan. Yang lebih sering terjadi adalah kenyataan bahwa hidup itu tidak seindah bayangan dalam angan-angan, namun demikian semua yang sudah terjadi harus dijalani dengan ucapan syukur dari hati.
Saat sepasang pengantin memasuki awal perkawinan, hati mereka dipenuhi dengan harapan-harapan indah dan optimisme yang tinggi, namun tidak sedikit pasangan yang ternyata mengalami pengalaman tragis, karena wewangian kamar pengantin berganti dengan uraian air mata, disebabkan mahligai cinta yang mereka bangun itu harus kandas, bisa karena dipisahkan oleh maut secara tiba-tiba atau oleh tidak adanya kecocokan di antara mereka. Tentu ketidaksiapan itu menjadi suatu kerumitan tersendiri, karena adanya anak-anak, buah perkawinan, yang harus dirawat serta hidup harus tetap dijalankan. Tak seorangpun menginginkan pengalaman yang pahit ini terjadi, namun apabila tidak lagi bisa dihindarkan, apa yang harus dilakukan oleh wanita muda yang kini harus menyandang predikat sebagai single parent atau orangtua tunggal bagi anaknya?
Istilah single parent sendiri adalah apabila seorang wanita atau pria ditinggalkan pasangan hidupnya, baik oleh karena kematian dari pasangan tersebut ataupun akibat dari perceraian. Atau, bahkan karena ditinggalkan begitu saja oleh pasangannya tanpa status yang jelas, sehingga dia terpaksa menjadi orangtua tunggal bagi anak-anaknya.
Bila seorang wanita mengalami hal sedemikian secara tiba-tiba, harus diakui bahwa masalah yang dihadapi memang sulit karena masalahnya memang rumit. Ada banyak kerumitan yang dihadapi, antara lain secara ekonomi, wanita yang biasanya menggantungkan ekonominya kepada suami, kini harus menanggung beban sendiri. Pasti untuk seketika lamanya wanita ini akan mengalami perubahan mental secara drastis.
Selain daripada itu seorang wanita single parent juga akan mengalami perubahan status sosial. Berbeda dengan seorang wanita single parent yang penyebabnya adalah suaminya meninggal dunia, karena wanita ini masih akan memperoleh simpati dari banyak orang. Namun wanita single parent akibat perceraian, acapkali memperoleh " stigma " yang kurang baik dari lingkungan, khususnya pada masyarakat patriarki seperti di Indonesia.
SeminariGOSPEL. com
SG | JULI 2016 | 32