SeminariGospel 02 | Page 29

PRAISE & WORSHIP
Jika memang benar ada Roh Allah dalam hidup kita, maka terjadilah komunikasi yang benar, saling memahami, karena apa yang diinginkan oleh Roh Allah pastilah supaya kita mengerti kehendak-Nya dan melakukannya. Saat terjalin hubungan yang intim dan mesra antara roh kita dengan Roh Allah, maka pasti dalam hidup kita akan menghasilkan buah Roh( GALATIA 5:23-24), menampakkan karakter Illahi. Tetapi jika kita hanya melibatkan roh saja, kadangkala kita bisa disesatkan, sebab ada Roh Allah, ada juga roh-roh yang lain, yang bukan berasal dari Allah, tepatnya adalah roh jahat dan roh setan, satu hal yang bisa membedakan itu adalah jika kita memiliki kebenaran dalam hidup kita. Kebenaran itu yang menguduskan kita, kebenaran itu ialah Firman Tuhan( YOHANES 17:17) dan Firman Tuhan itu adalah Allah sendiri( YOHANES 1:1).
Jadi selain melibatkan roh dalam penyembahan kita, supaya kita tidak menjadi penyembah yang salah / sesat, maka harus ada landasan kebenaran dalam hidup kita, yaitu Firman Tuhan. Dan Firman Tuhan itu akan menjadi kebenaran, jika kita hidup didalamnya, tinggal didalamnya, bukan sekadar tahu, kagum, suka mendengar, tetapi tidak hidup didalamnya. Sebab, hanya dengan hidup / tinggal di dalam Firman Tuhan, barulah kita dapat mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kita( YOHANES 8:31-32). Hanya dengan tinggal dalam Firman Tuhan, kita dikuduskan, dimerdekakan, sehingga roh kita bebas datang menyembah Allah. Sebab hati nurani kita telah dikuduskan oleh Firman Tuhan / kebenaran itu, membuat roh kita dapat dengan bebas berinteraksi dan berkomunikasi dengan Allah, sehingga terbangunlah hubungan pribadi yang intim dan mesra dengan Allah, dengan sendirinya kita mengalami Tuhan, mengenal Tuhan secara pribadi lewat penyembahan kita. Itu sebabnya dikatakan“ penyembah yang benar” adalah mereka yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Harus lengkap keduanya, tidak dapat dipisahkan antara roh dan kebenaran, tidak bisa hanya salah satu.
Jika kita membaca pembahasan di atas, jelas bahwa penyembahan yang dilakukan menurut kata dari bahasa aslinya, baik dalam PL maupun PB adalah ekspresi lahiriah yang nampak dari arti kata“ menyembah” yaitu“ bersujud / berlutut” bahkan sampai pada gerakan“ menundukkan badan dengan dalam, sampai mukanya mencium tanah”. Itu adalah gerakan tubuh yang terlihat jika kita sedang menyembah, tetapi jika itu dilakukan hanya supaya dilihat orang lain bahwa kita sedang menyembah Tuhan, maka itu belumlah penyembahan yang benar, kita belum mengalami Tuhan lewat penyembahan yang hanya didasari ekspresi lahiriah semata.
Tetapi, ketika kita masuk dalam level menjadi“ penyembah yang benar” yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, maka dapat dipastikan kita akan mengalami Tuhan lewat penyembahan kita dan ekspresi lahiriah yang nampak bukanlah sekadar gerakan fisik menyembah, melainkan kehidupan yang dipimpin oleh Roh Allah. Jika hidup kita dipimpin oleh Roh Allah, otomatis kita tidak lagi hidup menurut keinginan daging, jadi pasti karakter kita juga diubahkan yang membawa dampak nyata dalam tutur kata dan tingkah laku seharihari, menyatakan bahwa Pribadi Allah dalam kita( ROMA 8: 2-10).
Jika kita menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, maka hidup kita juga pasti
SeminariGOSPEL. com
SG | JULI 2016 | 28