Rumah Buku e-zine Rumah Buku - vol 1 | 页面 11

100 patah perkataan
Hati gelisah itu syarat .
Silap aku dulu , aku sedar . Bila bahagia lupa Allah . Sampai satu saat , Dia tarik kebahagiaan tu . Waktu itu , jatuhnya aku , sakitnya aku , hanya Allah yang tahu .
Letak pengharapan kepada manusia lebih dari Allah , haa tu silap aku . Sampai masa , Allah bagi sakit sepedih-pedihnya tak lain tak bukan untuk aku sedar . Dalam diri penuh dosa , tiba-tiba aku teringat Allah . Tiba-tiba baru sedar . Merangkak aku mendekati Yang Maha Mencipta . Bimbang takut dimurkai-Nya . Bimbang jika hati sudah mati . Bimbang jika Allah tak sudi memandangku lagi . Bimbang sungguh aku bimbang !
Malam itu , dengan air mata berlinangan , aku mengangkat wudhuk . Setiap titisan air wudhuk aku amati .
' Aku nak jumpa Tuhan ni . Setelah lama lupakan Dia . Malunya . Malu !'
Aku hamparkan tikar sejadah . Dirikan solat sunat taubat . Dalam solat air mata tak berhenti mengalir . Dalam hati menjerit ' Allah , pandanglah aku . Allah , aku perlukan Engkau '.
Khusyuk sekali solat waktu itu . Setiap bait bait bacaan dalam solat dihayati dengan bergenangan air mata .
Usai solat , berzikir tak henti-henti . Mengadu , dan merayu-rayu memohon ampun . Terasa sungguh diri kejam dengab Allah , terasa dosa memberati tubuh kerdil ini .
Air mata masih mengalir mengharapkan rahmat Allah , mengharapkan kekuatan Allah .
09