ROTASI BUMI | Page 36

ini sudah ditambang. Kemudian dari beberapa pertimbangan seperti tata guna lahan,faktor ekonomis dan lingkungandapat diusulkan area penambangan di daerah barat laut dari daerah penelitian. Dari uji mekanika batuan dapat disimpulkan bahwa slope untuk jenjang tambang maksimal adalah 65 derajat dan maksimal kedalaman pit hanya 20m karena jarak kawasan tambang dan pemukiman hanya 50m. Sehingga demi optimalisasi produksi bahan galian yang ada perlu dilakukan pemusatan kegiatan penambangan leh masyarakat agar tidak ter- jadi kerusakan lingkungan akibat lokasi penambangan yang tidak tertata. Jika pemusatan kegiatan penambangan ini berhasil dilakukan maka pengelolaan lahan bekas tambang pun akan berjalan dengan maksimal dan sesuai seperti target yang diharapkan yaitu perubahan tata guna lahan tidak berakibat merusak lingkungan. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih diucapakan kepada semua rekan rekan yang sudah bersedia memberi saran untuk penulisan ini, terutama teman teman Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogtakarta. DAFTAR PUSTAKA Rai, M.A., Kramadibrata, S., Diktat Kuliah: Mekanika Batuan, Bandung, ITB Surono, B.T., Sudarno, I.1992, Peta Geologi Lembar Surakarta-Girironto, Skala 1:25.000, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Swana, G.T.2012, Desain Lereng Final Dengan Metode Rmr, Smr Dan Analisis Kestabilan Lereng: Pada Tambang Batubara Terbuka, Di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 2 –2012, hal 92-108 Zulfiandi, 2012, Koreksi Smr Pada Desain Lereng Tambang Terbuka Batubara Pada Formasi Balikpapan & Formasi Kampungbaru, Sangasanga,Kalimantan Timur,Buletin Sumber Daya Geologi volume 7 nomor 3 – 2012, hal 147-157 36