ini sudah ditambang. Kemudian dari
beberapa pertimbangan seperti tata guna
lahan,faktor ekonomis dan lingkungandapat diusulkan area penambangan di
daerah barat laut dari daerah penelitian. Dari uji mekanika batuan dapat
disimpulkan bahwa slope untuk jenjang tambang maksimal adalah 65 derajat dan maksimal kedalaman pit hanya 20m karena jarak kawasan tambang
dan pemukiman hanya 50m.
Sehingga demi optimalisasi produksi bahan galian yang ada perlu
dilakukan pemusatan kegiatan penambangan leh masyarakat agar tidak ter-
jadi kerusakan lingkungan akibat lokasi
penambangan yang tidak tertata. Jika
pemusatan kegiatan penambangan ini
berhasil dilakukan maka pengelolaan lahan bekas tambang pun akan berjalan
dengan maksimal dan sesuai seperti target yang diharapkan yaitu perubahan
tata guna lahan tidak berakibat merusak lingkungan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih diucapakan kepada
semua rekan rekan yang sudah bersedia memberi saran untuk penulisan ini,
terutama teman teman Jurusan Teknik
Geologi STTNAS Yogtakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Rai, M.A., Kramadibrata, S., Diktat Kuliah: Mekanika Batuan, Bandung, ITB
Surono, B.T., Sudarno, I.1992, Peta Geologi Lembar Surakarta-Girironto,
Skala 1:25.000, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Swana, G.T.2012, Desain Lereng Final Dengan Metode Rmr, Smr Dan Analisis
Kestabilan Lereng: Pada Tambang Batubara Terbuka, Di Kabupaten Tanah
Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7
Nomor 2 –2012, hal 92-108
Zulfiandi, 2012, Koreksi Smr Pada Desain Lereng Tambang Terbuka Batubara
Pada Formasi Balikpapan & Formasi Kampungbaru, Sangasanga,Kalimantan
Timur,Buletin Sumber Daya Geologi volume 7 nomor 3 – 2012, hal 147-157
36