Pialang edisi 6 februari 2013 | Page 27

WORLD Bukti manipulasi LIBOR yang menjadi acuan perdagangan lebih dari US$600 triliun surat berharga global itu diyakini para investigator bisa mengungkap potensi manipulasi di negara lain. Keberadaan kurs NDF banyak dikutip oleh media, dan kemudian menjadi acuan pebisnis. Terlebih banyak yang percaya bahwa tingkat kurs NDF adalah cermin persepsi asing terhadap posisi rupiah, dibandingkan kurs spot yang terbentuk oleh jual beli secara riil di dalam negeri. Hanya saja ketika penentuan kurs NDF dipalsukan, dampaknya bisa menjadi luar biasa buruk bagi Indonesia. Sebut saja, hampir setiap emiten pasti menggunakan asumsi kurs rupiah terhadap dollar sebagai dasar perhitungan laporan keuangan. “Bahkan ketika itu tidak dipalsukan, itu sudah sangat menganggu PIALANG INDONESIA 27 dan merusak kurs rupiah selama ini,” ujar Direktur Currency Management Board, Ferial Anwar. Secara teoritis kurs NDF yang dihitung berdasarkan formula tertentu—memasukkan bobot persepsi—mengikuti pergerakan pasar spot. Namun kenyataan dilapangan justru berkebalikan, kurs NDF kerap dijadikan referensi utama pebisnis, sehingga pada akhirnya menekan pasar spot rupiah. Ferial menengarai hal ini karena pelaku pasar cenderung mengikuti asing, persis seperti yang terjadi pada pasar saham yang lebih dipengaruhi oleh prilaku asing. “Monkey did, monkey do. Ini yang memalukan, nilai tukar kita didikte orang lain,” ujar dia. “Singapura sangat menganggu, mereka tertib untuk negaranya tetapi tidak pada negara lain.” Ferial mengatakan alasan pasar NDF sebagai sarana lindung nilai bagi pebisnis tidak masuk akal. Ini karena tidak ada pertukaran sehingga motif utama hanyalah spekulasi untuk mendapatkan dollar. “MaEDISI 6 FEBRUARI 2013