WORLD
Bukti manipulasi LIBOR yang
menjadi acuan perdagangan
lebih dari US$600 triliun surat
berharga global itu diyakini para
investigator bisa mengungkap
potensi manipulasi di negara
lain.
Keberadaan kurs NDF banyak dikutip oleh media, dan
kemudian menjadi acuan pebisnis. Terlebih banyak yang percaya bahwa tingkat kurs NDF
adalah cermin persepsi asing terhadap posisi rupiah,
dibandingkan kurs spot
yang terbentuk oleh jual
beli secara riil di dalam
negeri. Hanya saja ketika
penentuan kurs NDF dipalsukan, dampaknya bisa
menjadi luar biasa buruk
bagi Indonesia. Sebut
saja, hampir setiap emiten
pasti
menggunakan
asumsi kurs rupiah terhadap dollar sebagai
dasar
perhitungan
laporan keuangan.
“Bahkan ketika
itu tidak dipalsukan, itu sudah sangat
menganggu
PIALANG INDONESIA
27
dan merusak kurs rupiah selama
ini,” ujar Direktur Currency Management Board, Ferial Anwar.
Secara teoritis kurs NDF yang dihitung berdasarkan formula tertentu—memasukkan bobot persepsi—mengikuti
pergerakan
pasar spot. Namun kenyataan
dilapangan justru berkebalikan,
kurs NDF kerap dijadikan referensi utama pebisnis, sehingga
pada akhirnya menekan pasar
spot rupiah.
Ferial menengarai hal ini
karena pelaku pasar
cenderung mengikuti asing, persis
seperti yang terjadi pada pasar
saham yang lebih dipengaruhi
oleh prilaku asing. “Monkey did,
monkey do. Ini yang memalukan, nilai tukar kita didikte orang
lain,” ujar dia. “Singapura sangat
menganggu, mereka tertib untuk negaranya tetapi tidak pada
negara lain.”
Ferial mengatakan alasan
pasar NDF sebagai sarana lindung nilai bagi pebisnis tidak
masuk akal. Ini karena tidak
ada pertukaran sehingga motif
utama hanyalah spekulasi untuk mendapatkan dollar. “MaEDISI 6 FEBRUARI 2013