WORLD
lalu menjadi “penghalang”. Inggris selalu menjadi pihak yang butuh dijembatani kepentingannya. Dalam wacana memperkuat integrasi sistem
keuangan, Inggris menyatakan penolakan tegas.
Kubu kontra menilai Inggris hanya diuntungkan dari hubungan ekonomi dengan UE, namun
tidak demikian dengan hubungan politik. Untuk itu, kubu ini mengusulkan mempertahankan hubungan ekonomi, namun menghentikan
hubungan politik. Terlebih lagi dalam sejumlah
jajak pendapat, sebagian besar responden memilih keluar dari UE jika dilakukan referendum
saat ini.
Cameron tidak merinci kewenangan-kewenangan apa saja yang ingin diambil kembali
dari UE. Namun dalam manifesto Partai Konservatif pada 2010 disebutkan, “Kami akan berupaya mengembalikan
kewenangan hak hokum, pengadilan kriminal dan sosial, serta
aturan ketenagakerjaan.” Salah satu contoh kewenangan yang
ingin diambil kembali adalah Aturan Jam Kerja yang membatasi
jam kerja dalam sepekan dan memberi pekerja UE hari libur yang
sedikit tiap tahun.
Sikap Cameron dan para penentang integrasi dengan UE
dikritik keras oleh Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius.
“Kami ingin Inggris bersikap positif terhadap Eropa dan tidak
bisa seenaknya. Saya buat contoh supaya masyarakat Inggris
paham. Bayangkan Eropa adalah klub sepakbola dan Inggris
bergabung. Namun begitu masuk ke klub, Inggris tidak bisa
tiba-tiba berkata, ‘Mari kita main rugby’.” Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menyatakan bahwa Inggris dan Eropa
akan lebih kuat jika tergabung dalam sebuah kesatuan.
Perdagangan Inggris dengan UE (2004-2011)
(dalam miliar poundsterling)
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Pertumbuhan (%)
Ekspor
111,74
121,16
152,29
127,48
141,67
124,67
142,13
158,37
4,6
Impor
142,15
148,47
163,63
168,83
179,65
161,2
185,49
199,42
4,32
Neraca (defisit)
0,3
0,26
0,1
0,41
0,37
0,36
0,43
0,41
Sumber: HMRC, Overseas Trade Statistics
PIALANG INDONESIA
73
EDISI 12 AGUSTUS 2013