13
"Orang daerah (sekitar GBLA) tidak bisa mengamankan. Kalau di Jalak Harupat semua mendukung dan tidak pernah ada kehilangan," jelas Umuh.
Atas rencana tesebut, ia pun meminta maaf pada mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada. Sebab, Dada merupakan aktor penting dibalik pembangunan GBLA yang semula memang diperuntukkan untuk Persib. Sementara kini, Persib ingin meninggalkan GBLA.
"Mohon maaf kepada Pak Dada Rosada karena dia yang punya jasa membangun pertama (GBLA). Untuk sementara ini saya akan tinggalkan. Insya Allah ke depan kalau di GBLA ada perbaikan kita akan kembali lagi," tandas Umuh.
Pindahnya Persib
Persib Bandung tidak menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebagai tempat untuk menggelar laga kandang pada putaran kedua Liga 1 2017. Persib akan kembali memakai Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung sebagai kandang.
Alasan keamanan dan kenyamanan jadi pertimbangan utama Persib memilih kembali pulang ke Si Jalak Harupat. Sebab, di Stadion GBLA, beberapa masalah terjadi. Kehilangan sepeda motor hingga beberapa kali keributan sulit dihindarkan.
"Di sana terlalu banyak masalah, terutama faktor keamanan," kata Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, Senin 24 Juli 2017.
Menurutnya, keputusan untuk pindah ke Si Jalak Harupat memang belum final. Tapi ia akan mengupayakan dan membicarakannya dengan manajemen agar hal itu bisa direalisasikan.
"Saya usahakan di Jalak Harupat. Keputusannya nanti, kita akan bicara dulu dengan manajemen," ungkapnya.
Umuh mengatakan, faktor keamanan di Si Jalak Harupat jauh lebih terjamin. Apalagi, masyarakat sekitar juga selama ini sangat mendukung.Kondisi itu berbeda dengan di GBLA. Area parkir tidak terjamin karena berdasarkan pengalaman sudah beberapa kali sepeda motor hilang. Bahkan, oknum warga setempat dan ormas tidak seramah seperti di Si Jalak Harupat.
Di GBLA, seringkali Bobotoh yang membawa kendaraan harus membayar parkir berkali-kali di berbagai titik. Bahkan, penarikan biaya parkir seringkali dilakukan dengan pemaksaan. Sebaliknya, di GBLA jauh lebih ramah.
Maung Bandung