Permainan Tradisional Indonesia Traditional Games | Page 11
11
Lestarikan Permainan Tradisional Indonesia
Kucing-kucingan, adalah satu satu jenis permainan tradisional
masyarakat Jawa yang juga sudah lama dikenal, setidaknya pada tahun
1913 (menurut sebuah sumber pustaka Serat Karya Saraja). Permainan
ini menyebar di ber bagai daerah di Jawa, meliputi Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan DI. Yogyakarta. Dolanan ini juga sering disebut dolanan
Kus-Kusan atau Alih Lintang. Kenapa lebih dikenal dengan nama
dolanan kucing-kucingan? Pada prinsipnya, pada dolanan ini ada sebuah syair yang sering dilantunkan berirama secara bersama-sama oleh
semua pemain, yang bunyinya” Dha mbuwang kucing gering”.
Selain itu, dalam dolanan ini juga banyak dijumpai anak-anak
berlari-lari dalam permainannya. Itulah sebabnya, masyarakat Jawa
menamai dolanan ini dengan dolanan kucing-kucingan. Ada kalanya,
dolanan lain yang agak berbeda, di daerah lain juga kadang menamai
sebuah dolanan itu dengan nama kucing-kucingan.
Misalkan ada lima pemain yakni A, B, C, D, dan E hendak bermain kucing-kucingan. Lalu mereka menuju ke halaman tempat bermain. Setelah itu, salah satu anak membuat garis silang tegak lurus
dengan panjang masing-masing garis 2,5 meter. Setelah selesai, ujungujung garis dibuat lingkaran kecil dengan memakai tumit kaki yang
dibuat melingkar. Kemudian para pemain melakukan hompimpah dan
sut. Anak yang paling kalah, misalkan pemain E, maka ia dianggap
sebagai pemain dadi.
G
N
I
C
N
U
A
K
G
N
I
C
U
K
Ayo Tangkap Tikusnya
Pemain dadi tempatnya di tengah-tengah garis silang. Sementara
itu pemain mentas lainnya, yakni pemain A, B, C, dan D, menempati
masing-masing lingkaran kecil di ujung garis. Pemain mentas berhak
saling berpindah tempat dengan temannya. Misalkan pemain A, bisa
berganti tempat dengan pemain B atau C. Begitu pula pemain lainnya,
bisa saling berganti tempat dengan pemain di sebalah kiri atau kanannya. Biasanya perpindahan tempat ini menunggu pemain dadi terlena.
Apabila mereka hendak berpindah tempat, maka caranya dengan melangkahkan satu kaki dilangkahkan ke luar dan tangan saling berjabat
tangan.
Setelah itu mereka saling berpindah tempat. Tetapi, kadangkadang saat mereka berpindah tempat dan belum sempat menempati
tempat baru sudah kepergok pemain dadi, sehingga pemain dadi segera
menempati tempat lingkaran yang masih kosong. Jika seperti itu, maka
pemain mentas yang tidak mendapatkan tempat baru, maka berubah
menjadi pemain dadi. Misalkan, pemain A dan B sedang saling berpindah, tetapi belum sempat menempati lingkaran baru, pemain B didahului pemain E, maka pemain B yang kemudian harus menjadi pemain
dadi.