PARAS - March 2016 Edition electronic trial version | Page 5

EDITORIAL

EDITORIAL

Mudah-Mudahan Tidak Crash

Alhamdulillah, tahun 2015 telah kita lewati dengan baik. Banyak prestasi yang berhasil kita ukir di tahun itu. Mulai dari kinerja yang kinclong, rekor penyalur KPR terbanyak di antara bank-bank yang ada di tanah air dan sederet penghargaan, hingga terpilihnya BTN sebagai satu-satunya bank yang berhasil menerima Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik( KIP) terbaik di tahun 2015, yang diserahkan oleh Presiden RI di Istana Merdeka

Semua prestasi itu, tentu, bukan jatuh dari langit. Kita perlu bekerja keras untuk mendapatkannya. Keseriusan manajemen beserta karyawan dalam membangun sangat dibutuhkan. Apalagi, manajemen telah mencanangkan untuk menjadikan BTN sebagai bank yang memberikan pelayanan dengan standar kelas dunia.
Target ini, jelas, merupakan tantangan yang tidak ringan. Apalagi dalam situasi perekonomian yang sedang melambat seperti sekarang. Banyak kalangan yang memperkirakan 2016 bukan tahun yang baik. Bahkan, mungkin akan lebih buruk dari tahun 2015.
Lantas bagaimana dengan bisnis properti, yang merupakan andalan BTN?
Banyak yang memperkirakan, sektor ini masih akan mengalami kontraksi di tahun ini. Terutama properti komersial Itu terlihat dari melambatnya kenaikan harga pada kuartal III- 2015.
Survei Perkembangan Properti Komersial yang dilansir Bank Indonesia( BI) beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa harga properti komersial melemah 1,69 % secara triwulanan, dan 32,31 % secara tahunan.
Perlambatan kenaikan harga secara triwulanan ini terjadi hampir di semua segmen kecuali hotel dan pusat perbelanjaan. Kedua segmen ini justru memperlihatkan kenaikan lebih tinggi dari kinerja pada kuartal II-2015. Itu sebabnya banyak pengembang yang menunda proyek mereka.
Namun, tidak demikian dengan pengembang lainnya. Mereka, optimistis, bisnis properti tahun ini akan menggeliat, setelah terpuruk ke dasar di tahun lalu. Terutama untuk segmen permahan menengah ke bawah. Yang penting, suku bunga tidak naik( syukur kalau turun), likuiditas kredit perumahan rakyat( KPR) terjamin dan tidak ada tambahan aturan yang tidak karuan. Jangan ada batasan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Jika semua syarat itu terpanuhi, palagi kalau pemerintah menambah insentifnya, bisnis properti tahun ini bakal lebih baik dari tahun 2015.
Sikap optimistis juga diungkapkan Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch( IPW). Ia yakin tahun ini akan jauh lebih baik karena berbagai faktor. Selain itu, perlambatan termasuk perbaikan kondisi ini bagian dari siklus alami pasar properti.
Menurut dia, saat ini, pasar properti dalam kondisi wait and see. Tidak terlalu lama untuk memasuki percepatan di pertengahan 2016.“ Jadi tidak benar bila ada yang mengatakan pasar properti sedang mengalami crash. Property dalam kondisi takeoff position,” kata Ali.
Nah, kalau ada optimisme seperti itu, bukankah kita juga seharusnya yakin akan masa depan BTN? •
Paras
EDISI MARET 2016
5