Banyak Cara Menjala Dana Murah
Yang menarik, dalam upaya menghimpun dana ini BTN tidak pilih-pilih. Untuk menampung dana masyarakat bawah, misalnya, BTN menyediakan produk TabunganKu BTN. Hanya dengan setoran awal Rp 20.000, masyarakat sudah bisa memiliki rekening TabunganKu BTN. Lewat Simpanan Pelajar( Simpel), BTN juga giat menjaring duit anak-anak sekolah.“ Sedikit-sedikit, kalau dikumpulkan, banyak juga,” ujar Sis Apik Wijayanto, Direktur Retail & Funding BTN.
Apa boleh buat, berbagai upaya menjaring dana murah itu dilakukan demi masyarakat menengah kecil agar bisa memiliki rumah sendiri. Lagi pula pemerintah telah menunjuk BTN sebagai lokomotif pembiayaan program satu juta rumah. Dan tugas mulia yang diamanatkan oleh pemerintah itu telah dilaksanakan oleh bank yang berkantor pusat di kawasan Harmoni, Jakarta, ini dengan serius.
Salah satu, ya itu tadi, dengan menggarap sumber-sumber pendaaan murah secara optimal. Lewat dana murah ini, menurut Sis, manajemen berharap biaya dana kredit( cost of fund) bisa ditekan. Nah, bila biaya dana bisa dibikin murah, otomatis suku bunga kredit( lending rate) kepelikan rumah( KPR) bisa semakin murah dan terjangkau oleh masyarajat menengah bawah.“ Kami berharap, market share KPR perseroan juga bisa naik,” ujar Sis.
Didukung digital banking
Sebagai agent of development di bidang pembiayaan perumahan, BTN sebenarnya telah“ merumahi” begitu banyak masyarakat di negeri. Data yang ada menunjukan, BTN telah mengucurkan KPR kepada sekitar 4 juta nasabah di seluruh Tanah Air. Jika masing-masing rumah dihuni oleh sekitar 5 orang, berarti sampai saat ini KPR BTN telah dinikmati oleh sekitar 20 juta penduduk Indonesia. Tak heran bila sampai saat ini BTN masih bertengger sebagai bank pemberi kredit perumahan terbesar.
Memang, kerja keras manajemen serta seluruh pegawai BTN itu belum mampu mewujudkan mimpi sebagian besar masyarakat. Maklum, kesenjangan antara kebutuhan rumah dan rumah dibangun( backlog) sudah terlampau besar, ditaksir mencapai 15 juta. Itu sebabnya, untuk mengatasi backlog, berbagai langkah efisiensi terus dilakukan. Termasuk di antaranya dengan menekan biaya dana dan bunga kredit.“ Berbagai upaya kami lakukan agar rakyat bisa memiliki rumah,” ujar Maryono, Direktur Utama BTN.
Hasilnya? Lumayan. Sampai akhir 2015, DPK yang berhasil dihimpun perseroan mengalami kenaikan sebesar 19,97 % menjadi Rp 128 triliun. Ada pun komponen DPK yang mengalami kenaikan cukup tinggi adalah giro dengan pertumbuhan sebesar 31,75 %, dari Rp 23,43 pada 2014 menjadi Rp 30,87 triliun. Sementara dana tabungan( saving account) meningkat 16,91 % menjadi Rp 29,87 triliun.
Dengan demikian, dana murah( current account and savings account / CASA) yang berhasil dihimpun perseroan hingga 2015 mencapai Rp 60,74 triliun atau 51,12 % dari total DPK. Naik sedikit dibandingkan dengan tahun 2014, dimana porsi dana murah hanya 49,21 % dari total DPK. Kenaikan yang cukup rendah ini lantaran hingga 31 Desember
2015 simpanan deposito mengalami kenaikan luamayan tinggi, yakni 14,91 % menjadi Rp 58,09 triliun.
Namun, dengan menggelar undian behadiah dan promosi ke daerah-daerah, Sis optimistis tahun ini porsi CASA BTN akan meningkat pesat. Apalagi tahun ini sekitar 65 kantor cabang BTN sudah dilengkapi dengan layanan digital banking. Sehingga, dengan modernisasi ini pembukaan rekening sudah bisa dilakukan lewat website.“ Ini akan mendukung pertumbuhan DPK BTN ke depan,” ujar Sis.
Jika optimisme Sis menjadi kenyataan, buntutnya kelak suku bunga KPR BTN yang kini berada di kisaran 7,5 % per tahun kemungkinan besar bisa dipangkas lagi. Ini berarti kesempatan masyarakat kelas menengah bawah untuk memiliki rumah bakal semakin terbuka dan lebih mudah. •
Foto: Dahlan RP
Paras 21
EDISI MARET 2016