Wawancara Khusus
Peran sektor migas bagi negara ini seperti apa?
Seperti diketahui peran migas itu masih sangat penting dalam
melanjutkan pembangunan nasional, sebagai penyumbang devisa,
digunakan sebagai bahan bakar, kemudian juga sebagai bahan baku
untuk industri, dan tentunya migas juga masih menjadi tulang punggung
perekomian baik di daerah maupun nasional. Migas ini sebagai penggerak
roda pembangunan baik di hulu maupun hilirnya.
Industri migas di hulu sangat banyak resikonya, sehingga peran
investor di hulu migas sangat krusial, pendapat Anda?
Terkait industri migas mungkin bagi komunitas migas sudah tidak asing
lagi, tetapi bagi masyarakat umum masih banyak yang belum dimengerti,
terutama bagi mereka yang tidak langsung berkecimpung dalam bidang
migas, bahwa industri migas ini padat resiko. Padat resiko di sini berarti
dalam menginvestasikan sesuatu di bidang migas ini sangat
berbeda dibandingkan kalau kita berinvetasi di bidang lainnya.
Kalau di pabrik barangkali resikonya ada di market tapi kalau
di migas sejak awal itu sudah ada resiko. Jadi banyak yang
datang ke sini pakai jas rapih tapi pulang-pulang istilahnya
tinggal pakai kolor dia, alias mereka sudah habis jutaan
dollar tapi hasilnya nihil.
Lalu kebijakan seperti apa dari Kementerian
ESDM untuk menarik banyak investasi migas ke
tanah air?
Kebijakan yang terkait dengan bidang hulu
antara lain ketersediaan migas, kemudian alokasi
pemanfaatan, penetapan harga, sampai pengusahaan
CBM dan juga shale gas. Juga ada peningkatan
kapasitas nasional dalam pengusahaan migas, ini
sudah menjadi tugas dari Kementerian ESDM untuk
meningkatkan ini sehubungan dengan makin perlunya
dalam negeri dalam berkiprah di dalam industri migas
nasional. Program-program yang ada sudah kita jalankan dan
akan tetap dilanjutkan, dimana program di hulu kan sudah
ada sebelum saya masuk ke sini, artinya setelah saya masuk
tetap akan saya lanjutkan sesuai dengan yang digariskan atau
diarahkan oleh pimpinan.
Foto : Edy Triyono
Targetnya seperti apa?
Targetnya pada tahun 2025 bisa mempertahankan produksi
minyak sekitar 1 juta barel, kemudian dalam pelaksanaan
kegiatan hulu migas sebesar 50 persen dilaksanakan oleh
perusahaan nasional. Sehingga nanti terpenuhinya kebutuhan bahan
baku industri dan bahan bakar nasional secara mandiri. Kalau dilihat
ini memang ambisius targetnya di tahun 2025 tapi hal ini bukanlah
sesuatu yang tidak mungkin. Kita tetap berusaha keras supaya bangsa
kita, pengusaha kita menjadi tuan di negaranya sendiri. Terkait itu
penggunaan SDM kita diharapkan juga bisa mencapai 99 persen.
58
&
OG I N D O N E S I A
Edisi 12 Tahun I / 2013