Oil & Gas Indonesia (OGI) edisi 12 | Page 58

Wawancara Khusus Peran sektor migas bagi negara ini seperti apa? Seperti diketahui peran migas itu masih sangat penting dalam melanjutkan pembangunan nasional, sebagai penyumbang devisa, digunakan sebagai bahan bakar, kemudian juga sebagai bahan baku untuk industri, dan tentunya migas juga masih menjadi tulang punggung perekomian baik di daerah maupun nasional. Migas ini sebagai penggerak roda pembangunan baik di hulu maupun hilirnya. Industri migas di hulu sangat banyak resikonya, sehingga peran investor di hulu migas sangat krusial, pendapat Anda? Terkait industri migas mungkin bagi komunitas migas sudah tidak asing lagi, tetapi bagi masyarakat umum masih banyak yang belum dimengerti, terutama bagi mereka yang tidak langsung berkecimpung dalam bidang migas, bahwa industri migas ini padat resiko. Padat resiko di sini berarti dalam menginvestasikan sesuatu di bidang migas ini sangat berbeda dibandingkan kalau kita berinvetasi di bidang lainnya. Kalau di pabrik barangkali resikonya ada di market tapi kalau di migas sejak awal itu sudah ada resiko. Jadi banyak yang datang ke sini pakai jas rapih tapi pulang-pulang istilahnya tinggal pakai kolor dia, alias mereka sudah habis jutaan dollar tapi hasilnya nihil. Lalu kebijakan seperti apa dari Kementerian ESDM untuk menarik banyak investasi migas ke tanah air? Kebijakan yang terkait dengan bidang hulu antara lain ketersediaan migas, kemudian alokasi pemanfaatan, penetapan harga, sampai pengusahaan CBM dan juga shale gas. Juga ada peningkatan kapasitas nasional dalam pengusahaan migas, ini sudah menjadi tugas dari Kementerian ESDM untuk meningkatkan ini sehubungan dengan makin perlunya dalam negeri dalam berkiprah di dalam industri migas nasional. Program-program yang ada sudah kita jalankan dan akan tetap dilanjutkan, dimana program di hulu kan sudah ada sebelum saya masuk ke sini, artinya setelah saya masuk tetap akan saya lanjutkan sesuai dengan yang digariskan atau diarahkan oleh pimpinan. Foto : Edy Triyono Targetnya seperti apa? Targetnya pada tahun 2025 bisa mempertahankan produksi minyak sekitar 1 juta barel, kemudian dalam pelaksanaan kegiatan hulu migas sebesar 50 persen dilaksanakan oleh perusahaan nasional. Sehingga nanti terpenuhinya kebutuhan bahan baku industri dan bahan bakar nasional secara mandiri. Kalau dilihat ini memang ambisius targetnya di tahun 2025 tapi hal ini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Kita tetap berusaha keras supaya bangsa kita, pengusaha kita menjadi tuan di negaranya sendiri. Terkait itu penggunaan SDM kita diharapkan juga bisa mencapai 99 persen. 58 & OG I N D O N E S I A Edisi 12 Tahun I / 2013