Minerbalis
MINERAL l ENERGI I BATU BARA I LISTRIK I
istimewa
Berburu Gas ala PLN
Kenyataan menunjukan
masih terdapat pembangkit
listrik PLN yang “salah
minum”, alias pembangkit
listrik yang seharusnya
sudah menggunakan gas
tetapi masih memakai BBM
yang ironisnya harganya
justru lebih mahal.
Sehingga timbul kesan
bahwa PLN terlihat seperti
mengais-ngais gas demi
pembangkit listriknya. Maka
peran Divisi Gas dan BBM
untuk fokus berburu gas
menjadi sangat krusial.
Oleh: Ridwan Harahap
32
&
OG I N D O N E S I A
Edisi 12 Tahun I / 2013
K
epala Divisi Gas dan BBM PLN Suryadi Mardjoeki berkeluh kesah tentang
lemahnya kontrak-kontrak migas di Indonesia terkait dengan kebutuhan
PLN, terutama kebutuhan gas. “Ada kasus di Glagah Kambuna dan di Tanjung
Batu, kedua kontrak itu berlaku sampai tahun 2017. Yang saya sayangkan volume
yang dikeluarkan oleh konsultan itu ternyata jauh lebih kecil daripada yang dipatok
ke kami,” ungkap Suryadi Mardjoeki kepada wartawan termasuk Majalah O&G
Indonesia dalam bedah buku “Trengginas Berburu Gas” di kantor pusat PLN, Jakarta
(24/7) lalu.
Tapi PLN tampaknya tak kapok berburu gas. Suryadi memaparkan bahwa PLN
bahkan ibarat mengais-ngais gas, seperti yang pernah diumpamakan oleh sang mantan
Dirut perusahaan setrum negara tersebut Dahlan Iskan. “Jadi berapa pun gas yang ada,
baik 1 atau 3 (MMSCFD), itu kami cari sampai dapat,” katanya. Suryadi mencontohkan
bila PLN hanya mendapat 3 MMSCFD dan volume tersebut hanya dipakai untuk
beban dasar sebesar 12 MW dirasa tidak akan terlalu bermanfaat jika masuk ke
sistem 150 kV. “Munculah ide CNG untuk power. Dimana kita yang hanya punya 3
MMSCFD, kemudian kita storage (dalam bentuk CNG) terus bisa dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik sampai 50 MW,” bebernya.
CNG untuk power dituturkannya menjadi kebanggaan PLN karena merupakan yang
pertama di dunia yaitu CNG Jakabaring di Palembang yang dipersiapkan sejak tahun
2012 dan mampu menyerap gas sebesar 3 MMSCFD. “PLN juga mencoba CNG yang
lebih besar lagi yaitu 15 MMSCFD yang bisa sampai 300 MW di Grati yang bisa jadi