“LO ADALAH SERENDIPITY GUE...”
Bunga Favorite? ”Arkan bertanya kepada Rani
dengan nada seperti orang yang menginterogasi
kriminalis. Rani berpikir sejenak. “Dandelion…”
jawabnya.
Hiduplah seperti bunga dandelion
Dandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili tidak
seindah edelweis. Dandelion tidak memiliki mahkota
yang membuatnya tampak menarik. Dandelion juga
tidak sewangi melati. Tapi Dandelion adalah bunga
paling kuat. Dia tetap bisa tumbuh diantara rerum-
putan liar, di celah batu. Dandelion terlihat rapuh, tapi
begitu kuat, begitu indah, begitu berani. Berani me-
mentang menjelajah sang angin, terbang tinggi, begitu
tinggi... menjelajah angkasa sampai akhirnya tiba di
suatu tempat untuk dapat tumbuh membentuk
kehidupan baru.
Kadang hatimu akan terasa sakit, kadang senyummu
akan hilang, kadang semangatmu bisa patah dan
duniamu seolah hancur tanpa peringatan. Tidak peduli
seberapa hancurnya dirimu sekarang, kamu punya
kesempatan untuk mengembalikan kekuatannmu lagi.
Seperti Dandelion. Coba lihat di cermin. Kamu adalah
kamu. Di dunia yang berisi delapan miliar manusia ini,
tidak ada yang seperti kamu. Manusia saling berkom-
petisi. Kamu tidak boleh kalah dan menyerah ya ?
Cantik dan tegar,
Seperti Dandelion
“Lo suka?” Tanya Leo dengan hati penasaran.
“Menarik...” jawab Arkan sambil mengangguk-
anggukan kepala. “Apanya yang menarik?” Leo
mengernyit bingung mendengar perkataan Arkan.
“Senyumannya menarik, lo bantuin gue ya…”
jawabnya kembali. “Bantuin apa?” tanya Leo.
“Bantuin gue kenalan sama Rani.” Mendengar
jawaban sahabatnya Leo tert