ND Magazine NDMag-18 | Page 34

“LO ADALAH SERENDIPITY GUE...” Bunga Favorite? ”Arkan bertanya kepada Rani dengan nada seperti orang yang menginterogasi kriminalis. Rani berpikir sejenak. “Dandelion…” jawabnya. Hiduplah seperti bunga dandelion Dandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili tidak seindah edelweis. Dandelion tidak memiliki mahkota yang membuatnya tampak menarik. Dandelion juga tidak sewangi melati. Tapi Dandelion adalah bunga paling kuat. Dia tetap bisa tumbuh diantara rerum- putan liar, di celah batu. Dandelion terlihat rapuh, tapi begitu kuat, begitu indah, begitu berani. Berani me- mentang menjelajah sang angin, terbang tinggi, begitu tinggi... menjelajah angkasa sampai akhirnya tiba di suatu tempat untuk dapat tumbuh membentuk kehidupan baru. Kadang hatimu akan terasa sakit, kadang senyummu akan hilang, kadang semangatmu bisa patah dan duniamu seolah hancur tanpa peringatan. Tidak peduli seberapa hancurnya dirimu sekarang, kamu punya kesempatan untuk mengembalikan kekuatannmu lagi. Seperti Dandelion. Coba lihat di cermin. Kamu adalah kamu. Di dunia yang berisi delapan miliar manusia ini, tidak ada yang seperti kamu. Manusia saling berkom- petisi. Kamu tidak boleh kalah dan menyerah ya ? Cantik dan tegar, Seperti Dandelion “Lo suka?” Tanya Leo dengan hati penasaran. “Menarik...” jawab Arkan sambil mengangguk- anggukan kepala. “Apanya yang menarik?” Leo mengernyit bingung mendengar perkataan Arkan. “Senyumannya menarik, lo bantuin gue ya…” jawabnya kembali. “Bantuin apa?” tanya Leo. “Bantuin gue kenalan sama Rani.” Mendengar jawaban sahabatnya Leo tert