My first Magazine KALOKA MAGAZINE_2017 | Page 8

8 Bangunan Gd. Brigade Infanteri Jalan Mayor Sunaryo No. 4 Kelurahan Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Bangunan 1 Gedung DHC 45 Gd. Brigade Infanteri 9 1 Tugu Perjuangan 45 Brigif 6 Surakarta eks BRIGADE INFANTERI 6 Gedung DHC 45 Surakarta terletak di selatan Benteng Vastenburg yang merupakan bekas kompleks bangunan rumah tinggal internaat/administratur perusahaan Belanda (diatas tanah seluas ± 4.600 m2)yang didirikan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1800, kemudian disempurnakan pada tahun 1880 dan diperbaiki lagi sekedarnya pada tahun 1932 Bangunan tiga massa ini merupakan bangunan bertingkat bergaya kolonial Indo-Eropa (Indische Archi- tecture) yang menawarkan berbagai keunggulan dalam teknik dan seni bangunan, gedung ini menggunakan dinding pasangan bata sebagai pemi- kul atau penopang beban lantai dan atap (masonry bearing wall), mulai dari pondasi hingga dinding lantai atas, dimana merupakan teknik bangunan gedung yang dikenal waktu itu. Setelah kemerdekaan gedung tersebut pernah berfungsi sebagai markas dan asrama bagi Brigade Infanteri 6/2 Komando Strategi Angkatan Darat Jembatan penghubung gedung A dan C berbahan dasar kayu -/+ 8m. Lantai 2 biasanya digunakan sebagai galeri seni dan pameran. Kaloka the magazine-2017 Trisakti Baladaya, setelah beberapa kali beralih fungsi, antara lain sebagai Asrama Tentara Jepang (Resimen V.Masse Butai) pada tahun 1942 - 1945, Markas Tentara Nasional Indo- nesia pada tahun 1945 - 1948, Markas Tentara Belanda pada tahun 1948 - 1949, Markas TNI (Tentara Nasional Indonesia) mulai 14 Nopember 1949, kemudian dipinjamkan untuk SMPN 3 dan SMPN 5 (SPK hingga 1952) dan kembali ke TNI (Tentara Nasional Indonesia) untuk Markas Brigif 6/2 Kostrad Trisakti Balajaya hingga tahun 1987. besar terlihat jelas begitu masuk kedalam ruangan utama bagian tengah dan lantai 2 termasuk balkon, peran kayu sangat besar mulai dari lantai, rangka lantai, tiang, tangga, hingga rangka atap pada bangunan ini. Gedung DHC 45 pernah dijadikan sebagai cafe/rumah makan, ruang seni, Saat ini Gedung DHC 45 digunakan untuk bisnis fashion, aksesoris, art shop, dan lain-lain. (sumber : wartosolo.com dan wawancara dengan suhendro pedagang sekitar DHC). Material arsitektur pada gedung DHC 45 Solo ini seperti bangunan lama pada umumnya, gedung ini belum mengenal sistem tulang di tiap sudutnya seperti yang dikenal sekarang berupa beton atau baja. Hanya ada batu bata yang saling berkaitan dan terdiri atas dua lapis susunan bata. Seperti yang terlihat satu-satunya material di samping batu bata yang didominan dalam konstruk- si ini adalah kayu. Struktur kayu-kayu Nampak depan gedung DHC 45, Area belakang gedung DHC 45 setelah pengecetan ulang tanpa pe- Surakarta. Area ini sekarang hanya digunakan sebagai tempat parkir. rubah bentuk atau fisik. Kaloka the magazine-2017