34
Bangunan
Gereja St. Antonius
Bangunan
Gereja St. Antonius
35
Gereja ST Antonius
Purbayan Surakarta
Jalan Arifin No.1, Kelurahan Kampung Baru,
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta,
Jawa Tengah, Indonesia.
2
1 Tampak depan Bangunan Gereja St.
Antonius Purbayan
2 Dinding samping Gereja
St. Antonius Purbayan
Gereja ini merupakan salah satu dari sekian banyak arsitektur
peninggalan kolonial Belanda di kota Surakarta. Pada bulan Nopember
1916 Gereja St. Antonius Purbayan berdiri di Surakarta dengan surat
pengangkatan tahun 1918, dan diberkati. Romo C. Stiphout SJ diangkat
sebagai Pastor Paroki yang Pertama di Gereja St. Antonius. Bangunan
Gereja kemudian diperluas dan diberkati oleh Uskup Agung Semarang
Mgr. Julius Darmaatmaja, SJ pada tahun 1986. Sampai saat ini Gereja St.
Antonius Purbayan masih terlihat megah sebagai bangunan peninggalan
Belanda dengan gaya arsitektur Niuwe Bouwen.
Bangunan Gereja ini memiliki 5 bagian, seperti :
a. Panti Imam
Panti Imam merupakan tempat imam memimpin perayaan liturgi. Panti
Imam (apse) sebagai titik fokus / pusat menandakan adanya hubungan
dengan Tuhan, oleh karena itu area ini yang paling indah secara estetis
dibandingkan area / ruang lainnya. Dinding dilapisi panel kayu dengan
motif geometri seperti border, selain itu juga menggunakan marmer
berwarna coklat muda yang disusun dengan pola susunan brick masa
modern. Dinding panti imam ketiga sisinya memiliki jendela dengan
bentuk segi empat memanjang dengan lengkungan setengah lingkaran
di bagian atasnya. Bentuk seperti ini sebenarnya telah ada sejak zaman
Romawi. Kaca jendela yang digunakan adalah stained glass yang diikat
dengan timah hitam. Motif kaca jendela mendapat pengaruh dari gaya
Art Nouveau.
b. Panti Umat
Panti umat adalah tempat untuk umat duduk beribadah, tempat
diletakkannya bangku umat. Panti umat selalu terletak berhadapan
dengan altar dan berada lebih rendah dari altar. Lantai pada panti
umat menggunakan material terasso berukuran 30×30 cm berwarna
abu-abu muda yang disusun secara diagonal. Lantai terasso adalah
lantai yang popular pada gaya Art Deco. Dinding pada panti umat
mendapat pengaruh dari gaya arsitektur modern (Nieuwe Bouwen),
bangunan didominasi dengan penggunaan warna putih atau lembut
tanpa ornamen serta pemakaian plin yang mengacu kepada aspek
fungsi. Jendela dengan ambang pelengkung setengah lingkaran gaya
Early Christian dan penggunaan stained glass bermotif geometri gaya
Art Nouveau seperti pada panti imam. Dinding sepanjang panti umat
terdapat empat buah pintu masuk berjenis double door way, dua buah
pintu di sisi kanan dan dua buah pintu di sisi kiri. Pintu terbuat dari
kayu solid dan terdapat panel-panel berbentuk segi empat.
1
Kaloka the magazine-2017
c. Ruang Sakristi
Ruang Sakristi digunakan sebagai ruang persiapan imam dan
pembantunya, sebelum dan sesudah memimpin liturgi selain itu juga
sebagai tempat penyimpanan perlengkapan liturgi gereja, oleh karena
itu sifat ruang ini sangat private, hanya imam
dan para pembantunya yang berkepentingan
yang boleh masuk ke dalam ruang ini, tidak
seperti panti umat yang dapat dimasuki oleh
semua orang karena sifatnya yang publik.
d. Ka