32
Bangunan
Masjid Agung Surakarta
Bangunan
1 Gapuro Masjid Agung Surakarta Ruang sholat utama, mempunyai 4
saka guru dan 12 saka rawa dengan
mihrab dengan kelengkapan mim-
bar sebagai tempat khotib pada
waktu sholat jum’at.
Pawastren (tempat sholat untuk
wanita) dan balai musyawarah.
2 Halaman depan menuju Ruang
sholat utama Tempat wudlu.
Masjid Agung Surakarta
Jalan Alun Alun Utara, Kelurahan Kedung
Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon,
Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
3 Tugu Jam Istiwak
4 Ruang sholat utama, mempunyai 4
saka guru dan 12 saka rawa
4
Pangongan, terdapat dikiri kanan
pintu masuk masjid, bentuk dan
ukuran sama yaitu berbentuk pen-
dopo yang digunakan untuk tempat
gamelan ketika upacara sekaten
(upacara peringatan hari lahir Nabi
Muhammad S.A.W).
Istal dan garasi kereta untuk raja
ketika sholat jumat dan grebeg,
diperkirakan dibangun bersamaan
dengan dibangunnya Masjid agung
surakarta.
2
Gedung PGA Negeri, didirikan oleh
Susuhunan Paku Buwono X (1914)
dan menjadi milik kraton.
Menara adzan,mempunyai corak
arsitektur menara kutab minar di
India. Didirikan pada 1928.
Tugu Jam Istiwak, yaitu jam yang
menggunakan patokan posisi
matahari untuk menentukan waktu
sholat.
Gedang selirang, merupakan
bangunan yang dipergunakan
untuk para abdi dalem yang men-
gurusi masjid agung.
Masjid Agung S urakarta
33
Sampai saat ini, Masjid Agung
Surakarta masih menjadi pusat
tradisi Islam di Keraton Surakarta.
Masjid ini masih menjadi tempat
penyelenggaraan berbagai ritual
yang terkait dengan agama, seperti
sekaten dan maulud nabi, yang salah
satu rangkaian acaranya adalah
pembagian 1.000 serabi dari raja
kepada masyarakat.
(Sumber : www.indonesiakaya.com/wawancara
oleh budi IK)
Pada masa lalu, pengurus masjid
merupakan anggota abdi dalem
keraton. Setiap pengurus diharuskan
terlebih dahulu menuntut ilmu di
Madrasah Mam Ba’ul ‘Ulum yang
terletak di antara masjid dengan
Pasar Klewer. Tapi kini, hanya kepala
pengurus masjid yang menjadi abdi
dalem keraton dengan gelar Tafsir
Anom. Sementara, Madrasah Mam
Ba’ul ‘Ulum dikelola oleh Departemen
Agama dan dijadikan pendidikan
untuk masyarakat umum.
3
Bangunan ini Berdiri di atas lahan
seluas hampir 1 hektar, bangunan
utama masjid yang berukuran 34,2
meter x 33,5 meter mampu menam
pung sekitar 2.000an jamaah.
Sepanjang perjalanannya, masjid ini
telah melalui beberapa penambahan
dan renovasi. Tidak seperti kubah pada umumnya
yang bergaya Timur Tengah, kubah
pada masjid ini bergaya Jawa.
Bentuknya menyerupai paku bumi.
Penambahan berikutnya dilakukan
oleh Pakubuwono X. Pakubuwono
X membangun sebuah menara di
sekitar masjid serta sebuah jam
matahari untuk menentukan waktu
solat (pada jaman itu). Pintu masuk
masjid pun mengalami perubahan
pada masa Pakubuwono X. Pintu
bercorak gapura bangunan Jawa
beratap limasan diganti menjadi
bercorak Timur Tengah , terdiri dari
tiga pintu, dengan pintu yang berada
di tengah lebih luas dari kedua pintu
yang mengapitnya.
Bangunan yang pertama dibuat
adalah bagian utama masjid.
Penambahan pertama dilakukan oleh
Pakubuwono IV, yang memberikan
kubah di bagian atas masjid. Sementara, Pakubuwono XIII
membangun kolam yang mengitari
bangunan utama masjid. Pembangunan
kolam ini dimaksudkan agar setiap
orang yang akan masuk ke dalam
Masjid Agung Surakarta, dahulu
masjid ini bernama Masjid Ageng
Keraton Hadiningrat dan dibangun
oleh Pakubuwono III pada sekitar
tahun 1749. Terletak di bagian barat
Alun-alun Utara Keraton Surakarta,
masjid ini memiliki posisi penting
dalam penyebaran Agama Islam di
Surakarta.
Kaloka the magazine-2017
masjid dalam keadaan bersih.
Selain itu, Pakubuwono XIII juga
membangun ruang keputren dan
serambi di bagian depan.
Penambahan terakhir dilakukan
oleh Pemerintah Surakarta. Masih di
area masjid, ditambahkan beberapa
bangunan dengan fungsi berbeda.
Ada perpustakaan, kantor pengelola,
dan poliklinik.
Bangunan masjid agung surakarta
secara keseluruhan merupakan
bangunan tajug yang beratap
tumpang tiga dan berpuncak mustaka.
Bangunan-bangunan yang ada dalam
komplek masjid agung surakarta
seperti :
Serambi, mempunyai semacam
lorong yang menjorok ke depan
(tratag rambat) yang bagian
depannya berbentuk kuncung.
1
Kaloka the magazine-2017