KALAM ILAHI
mereka yang menjual dirinya sendiri
dengan kekafiran kepada apa yang
telah diturunkan Allah karena dengki
bahwa Allah menurunkan karunia-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya. Oleh karena
itu, mereka mendapat murka sesudah
(mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-
orang kafir siksaan yang menghinakan.”
(Q.S. Al-Baqarah [2]: 90)
Betapa busuknya seorang hamba
yang berani menjual keimanannya
(dan menukarnya) dengan rasa gengsi
dan egoisme. Hanya karena Rasulullah
tidak berasal dari kalangan Bani Israil,
bukti-bukti nyata kebenaran akan
kenabian dan kerasulan Muhammad
Saw ditolak mentah-mentah. Padahal,
Allah mengutus Rasulullah atas
kehendak-Nya, atas karunia yang
diberikan kepadanya.
Oleh karenanya, murka Allah pun
datang berlipat ganda akibat kekufuran
mereka yang berlipat ganda pula.
Dengan memungkiri Muhammad
Saw, Bani Israil sudah mendapat satu
kemurkaan. Kemudian, kitab Taurat
memerintahkan agar mereka beriman
akan kedatangan Nabi Muhammad.
Hal ini pun diingkari pula sehingga
dapatlah mereka dua murka.
Dari beberapa ayat tersebut,
terdapat beberapa pelajaran dapat kita
petik, di antaranya sebagai berikut.
Pertama, kedatangan para utusan
Allah merupakan nikmat yang patut
disyukuri. Jangan sekali pun mengikuti
perilaku Bani Israil terkutuk yang
mengingkari keberadaan para rasul,
bahkan sampai berani membunuh
mereka.
Kedua, Allah senantiasa melihat
dan menyaksikan apa pun yang kita
lakukan. Satu kali kita melupakannya,
Allah pun akan melupakan kita dan
mengetahui apa saja yang kita perbuat.
24 |
|September 2018 | Edisi 135
Ketiga, di hadapan Allah
Swt, ketundukan dan kepasrahan
tidak diukur dengan selera dan
kecenderungan hawa nafsu.
Keempat, semua hamba adalah
sama di sisi perintah dan hukum Allah
tanpa membedakan ras, suku, warna
kulit, dan sebagainya.
Kelima,
kebahagiaan dan kebinasaan manusia
berada di tangan-Nya. Jika ada
sekelompok manusia yang mendapat
murka dan laknat-Nya, itu semua
karena kekafiran dan sifat keras
kepala. Allah telah memberikan
peluang kepada semua manusia untuk
memperoleh hidayah dan petunjuk
melalui para nabi yang diutus-Nya.
Keenam, motivasi dalam diri
seseorang menjadi ukuran tingkat
ketaatan dalam beragama.
Ketujuh, hasud menjadi sumber
kekafiran. Orang Yahudi berhasrat agar
nabi yang diutus senantiasa berasal dari
etnis mereka. Ketika hal tersebut tidak
terjadi, mereka lalu menjadi kafir.
Kedelapan, transaksi paling buruk
adalah membeli siksa Allah dengan
badan sendiri.
Kesembilan, kewajiban terhadap
nikmat yang diberikan adalah
bersyukur, sedangkan kewajiban
terhadap dosa yang dilakukan adalah
bertobat.
Kesepuluh, sifat dengki merupakan
“saudara” kezaliman yang hasil akhir
dari keduanya adalah sama-sama
tidak mendapatkan (diharamkan dari
sesuatu) dan kehancuran.
Kesebelas, semua agama Ilahi
saling membenarkan dan bukan saling
berhadap-hadapan.
Semoga, semua pelajaran tersebut
dapat kita serap dan dijadikan bahan
introspeksi. Wallahu a’lam.