6
SAJIAN UTAMA
Humas KKP / Joko Siswanto
Pada kesempatan tersebut, Menteri Susi juga mengajak negara-negara anggota PBB lainnya untuk turut serta membuka data VMS mereka guna pemantauan aktivitas Illegal Unreported and Unregulated( IUU) Fishing, terutama yang terjadi di laut lepas.
“ Guna memastikan pengelolaan perikanan terutama di laut lepas yang lebih baik, Indonesia telah menerbitkan data VMS secara terbuka melalui GFW. Dengan alat ini, dapat terpantau aktivitas kapal nelayan Indonesia, ke mana kapal pergi dan beroperasi, serta kegiatan transshipment yang dilakukan,” ungkap Menteri Susi kala itu.“ Ini merupakan salah satu bentuk dukungan Indonesia terhadap pengelolaan kelautan dan perikanan yang transparan. Kami mengajak, negara lainnya juga melakukan hal yang sama.”
GFW merupakan aplikasi online untuk melihat aktivitas perikanan di seluruh dunia yang dibentuk melalui kerja sama antara Google dengan dua organisasi
non-profit, SkyTruth dan Oceana. Melalui GFW, semua orang dengan koneksi internet dapat melihat aktivitas perikanan di seluruh dunia mendekati real-time secara gratis.
KKP bekerja sama dengan GFW akan meluncurkan pemantauan perikanan global atau Google Global Fishing Watch( GGFW). Melalui fasilitas itu, siapa pun bisa melakukan pemantauan terhadap aktivitas kapal ikan di perairan Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang membuka data perikanannya kepada publik global.
GFW mengandalkan pancaran sinyal Automatic Identification System( AIS) yang dipasang pada kapal ikan berukuran di atas 100 GT. Uni Eropa dan Norwegia termasuk negara-negara yang telah membuka data AIS kapal perikanannya melalui Global Fishing Watch. Hal ini dilakukan agar kegiatan perikanan lebih transparan dan dapat mewujudkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.
MINA BAHARI | Agustus 2017