MINA BAHARI Edisi II - 2017 | Page 112

110 KABAR PESISIR Sama halnya ketika saya berkunjung ke Karang Song, In- dramayu, Jawa Barat. Nelayan-ne- layan setempat dengan semangat bercerita tentang hasil tangkapan mereka yang semakin melimpah. Tak sedikit yang mencoba berlayar di laut timur, kawasan Arafura dan sekitarnya. Ikan-ikan besar dan bernilai tinggi sangat mudah untuk diraih. Darto, misalnya. Sebagai ne- layan ia tergolong sukses. Ia memi- liki 9 kapal dengan ukuran mulai dari 19 GT, 49 GT, 58 GT, hingga 98 GT. Darto yang juga pengurus koperasi nelayan di Indramayu ber- Humas KKP / Regina Safri MINA BAHARI | Agustus 2017 cerita, bahwa kini ikan melimpah ruah. Keuntungannya berlipat. “Dulu saya hanya beroperasi di sekitar laut Jawa, namun sekarang jangkauan saya sudah sampai Karimata, Laut China Selatan, Na- tuna bahkan hingga timur Papua,” ujarnya. Menurutnya, stok ikan di wilayah perairan timur masih sangat ban- yak dan belum banyak nelayan yang menangkap di sana. “Setelah pemerintah mengusir kapal-kapal asing illegal, kini banyak nelayan kita yang mulai melakukan pen- angkapan ikan di wilayah tersebut,” kata Darto. Mereka, kata Darto, datang dari Jawa, Kalimantan, bah- kan Sumatra. Menurut Darto, untuk menang- kap ikan di perairan Papua, sedikit- nya membutuhkan waktu sekitar 15 hari untuk perjalanan pulang pergi. Sementara untuk aktivitas penang- kapan ikan membutuhkan waktu hingga satu setengah bulan. Dalam kurun waktu tersebut, ia bisa mem- bawa pulang hasil tangkapan hing- ga lebih dari 70 ton. Menurutnya, jenis ikan di perai- ran timur Indonesia, khususnya Papua, ukurannya tergolong be- sar. “Berat hasil tangkapan kakap