100
DARI ANDA
Angka ini tentunya sangat fantastis dan jika
mampu dioptimalkan, sudah barang tentu akan
mampu menjadi “prime mover” perekonomian na-
sional. Pekerjaan rumah kita adalah bagaimana
menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis
perikanan budidaya di kawasan-kawasan potensial
dan strategis.
Dari sisi ekonomi mikro, subsektor ini juga memi-
liki posisi strategis dalam mewujudkan pergerakan
ekonomi masyarakat melalui penciptaan peluang
usaha bagi masyarakat bawah. Jika melihat data
BPS, angka Gini Ratio secara nasional masih ter-
bilang cukup tinggi, di mana dalam kurun waktu 10
tahun terakhir (2007-2016) mengalami kenaikan
rata-rata mencapai 1,5%. Pada tahun 2016 angka
Gini Ratio nasional sebesar 0,4 atau hanya turun
sebesar 2,5% dari tahun sebelumnya.
Ketimpangan ekonomi ini lebih disebabkan kare-
na distribusi pendapatan yang tidak merata pada
level masyarakat, terutama jika kita bandingkan an-
tara masyarakat perkotaan dengan perdesaan.
Lantas apa solusinya? Tentunya dengan meng-
hadirkan peluang usaha berbasis sumber daya ter-
masuk perikanan budidaya di kawasan-kawasan
perdesaan. Bisa dibayangkan dengan pemanfaatan
total lahan efektif di atas, maka kesempatan kerja
yang bisa terserap setidaknya bias mencapai lebih
dari 16 juta orang.
Seharusnya, subsektor ini menjadi senjata am-
puh dalam mendorong pergerakan ekonomi lokal
karena lebih banyak bersentuhan pada peran pem-
berdayaan masyarakat. Kita bisa pastikan bah-
wa tidak efektifnya konsepsi pusat pertumbuhan
ekonomi di masa lalu terjadi karena kita abai dalam
melirik potensi ekonomi berbasis sumber daya se-
bagai kekuatan utama. Masyarakat sering kali ha-
nya diposisikan sebagai objek pembangunan saat
itu.
Efektif, terukur dan terarah
Setidaknya ada 5 poin pokok penting yang harus di-
dorong dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA
perikanan budidaya.
Pertama, mendorong Investasi. Dorongan
dilakukan dengan titik berat pada upaya pember-
dayaan masyarakat (family-based aquaculture) ini
penting mengingat kondisi masyarakat yang masih
rentan terhadap kemiskinan. Pemerintah perlu men-
dorong fasilitasi masuknya investasi dalam negeri
MINA BAHARI | Agustus 2017
dan memberikan jaminan keamanan dan iklim in-
vestasi yang kondusif.
Kedua, fokus pada komoditas yang berbasis
pasar. Indonesia harus mampu mendorong terbu-
kanya akses pasar secara luas. Produk hasil budi-
daya harus berbasis pada keinginan dan tren pasar,
sehingga mampu berdaya saing dan siklus bisnis
berjalan positif.
Ketiga, penataan sistem logistik dan perbaikan
infrastruktur. Penataan sistem logistik bagi input pro-
duksi, terutama pakan dan benih ikan didorong un-
tuk menjamin kemudahan akses bagi masyarakat.
Pun demikian, infrastruktur harus dibangun dalam
kerangka menjamin konektivitas yang efisien dari
hulu ke hilir, sehingga cost produksi bisa ditekan.
Siklus bisnis akuakultur akan mampu berjalan
berkesinambungan jika mata rantai sistem produk-
si mampu bergerak dari hulu sampai hilir, di mana
kehadiran infrastruktur menjadi suatu keniscayaan.
Keempat, pengelolaan yang berkelanjutan. Pen-
gelolaan usaha budidaya harus terukur, efisien,
adaptif, aplikatif dengan tetap menjamin kualitas
lingkungan. Input teknologi juga harus berbasis
mitigasi dan konservasi untuk menjamin aspek ke-
berlanjutan. Di sisi lain, pengelolaan harus secara
integratif-holistik dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan multi-sektor dan pengaruh-pengaruh
eksternal lainnya.
Kelima, jaminan kemudahan akses. Penulis
kira ini sangat penting bagaimana para pelaku us-
aha budidaya, khususnya pada skala kecil, dapat
mengembangkan kapasitas usahanya. Peran fasil-
itasi bagi kemudahan akses produksi, informasi te-
knologi, dan market juga harus didorong, sehingga
lambat laun pembudidaya akan semakin mandiri.
Segala bentuk dukungan dari berbagai pihak harus
berbasis pada need assesment, solution approach,
dan community/stake holders participatory, dengan
begitu program akan memberikan dampak bagi
pengembangan masyarakat (community develop-
ment).
Upaya positif Pemerintah saat ini dalam mem-
bangun perikanan budidaya yang lebih maju dan
berdaya saing tinggi, patut didukung semua pihak.
Memang butuh komitmen dan kerja keras untuk
mewujudkan harapan di atas, namun paling tidak
semua elemen mulai membuka diri untuk turut ber-
peran dalam optimalisasi SDA perikanan budidaya
yang luar biasa ini.