MINA BAHARI Edisi II - 2017 | Page 102

100 DARI ANDA Angka ini tentunya sangat fantastis dan jika mampu dioptimalkan, sudah barang tentu akan mampu menjadi “prime mover” perekonomian na- sional. Pekerjaan rumah kita adalah bagaimana menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis perikanan budidaya di kawasan-kawasan potensial dan strategis. Dari sisi ekonomi mikro, subsektor ini juga memi- liki posisi strategis dalam mewujudkan pergerakan ekonomi masyarakat melalui penciptaan peluang usaha bagi masyarakat bawah. Jika melihat data BPS, angka Gini Ratio secara nasional masih ter- bilang cukup tinggi, di mana dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2007-2016) mengalami kenaikan rata-rata mencapai 1,5%. Pada tahun 2016 angka Gini Ratio nasional sebesar 0,4 atau hanya turun sebesar 2,5% dari tahun sebelumnya. Ketimpangan ekonomi ini lebih disebabkan kare- na distribusi pendapatan yang tidak merata pada level masyarakat, terutama jika kita bandingkan an- tara masyarakat perkotaan dengan perdesaan. Lantas apa solusinya? Tentunya dengan meng- hadirkan peluang usaha berbasis sumber daya ter- masuk perikanan budidaya di kawasan-kawasan perdesaan. Bisa dibayangkan dengan pemanfaatan total lahan efektif di atas, maka kesempatan kerja yang bisa terserap setidaknya bias mencapai lebih dari 16 juta orang. Seharusnya, subsektor ini menjadi senjata am- puh dalam mendorong pergerakan ekonomi lokal karena lebih banyak bersentuhan pada peran pem- berdayaan masyarakat. Kita bisa pastikan bah- wa tidak efektifnya konsepsi pusat pertumbuhan ekonomi di masa lalu terjadi karena kita abai dalam melirik potensi ekonomi berbasis sumber daya se- bagai kekuatan utama. Masyarakat sering kali ha- nya diposisikan sebagai objek pembangunan saat itu. Efektif, terukur dan terarah Setidaknya ada 5 poin pokok penting yang harus di- dorong dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA perikanan budidaya. Pertama, mendorong Investasi. Dorongan dilakukan dengan titik berat pada upaya pember- dayaan masyarakat (family-based aquaculture) ini penting mengingat kondisi masyarakat yang masih rentan terhadap kemiskinan. Pemerintah perlu men- dorong fasilitasi masuknya investasi dalam negeri MINA BAHARI | Agustus 2017 dan memberikan jaminan keamanan dan iklim in- vestasi yang kondusif. Kedua, fokus pada komoditas yang berbasis pasar. Indonesia harus mampu mendorong terbu- kanya akses pasar secara luas. Produk hasil budi- daya harus berbasis pada keinginan dan tren pasar, sehingga mampu berdaya saing dan siklus bisnis berjalan positif. Ketiga, penataan sistem logistik dan perbaikan infrastruktur. Penataan sistem logistik bagi input pro- duksi, terutama pakan dan benih ikan didorong un- tuk menjamin kemudahan akses bagi masyarakat. Pun demikian, infrastruktur harus dibangun dalam kerangka menjamin konektivitas yang efisien dari hulu ke hilir, sehingga cost produksi bisa ditekan. Siklus bisnis akuakultur akan mampu berjalan berkesinambungan jika mata rantai sistem produk- si mampu bergerak dari hulu sampai hilir, di mana kehadiran infrastruktur menjadi suatu keniscayaan. Keempat, pengelolaan yang berkelanjutan. Pen- gelolaan usaha budidaya harus terukur, efisien, adaptif, aplikatif dengan tetap menjamin kualitas lingkungan. Input teknologi juga harus berbasis mitigasi dan konservasi untuk menjamin aspek ke- berlanjutan. Di sisi lain, pengelolaan harus secara integratif-holistik dengan tetap mempertimbangkan kepentingan multi-sektor dan pengaruh-pengaruh eksternal lainnya. Kelima, jaminan kemudahan akses. Penulis kira ini sangat penting bagaimana para pelaku us- aha budidaya, khususnya pada skala kecil, dapat mengembangkan kapasitas usahanya. Peran fasil- itasi bagi kemudahan akses produksi, informasi te- knologi, dan market juga harus didorong, sehingga lambat laun pembudidaya akan semakin mandiri. Segala bentuk dukungan dari berbagai pihak harus berbasis pada need assesment, solution approach, dan community/stake holders participatory, dengan begitu program akan memberikan dampak bagi pengembangan masyarakat (community develop- ment). Upaya positif Pemerintah saat ini dalam mem- bangun perikanan budidaya yang lebih maju dan berdaya saing tinggi, patut didukung semua pihak. Memang butuh komitmen dan kerja keras untuk mewujudkan harapan di atas, namun paling tidak semua elemen mulai membuka diri untuk turut ber- peran dalam optimalisasi SDA perikanan budidaya yang luar biasa ini.