PELUANG USAHA
duk olahan ikan dan udang beku di antaranya otak-
otak, nugget, kaki naga, kekkian, somay, dan ekado.
Adapun produk frozen food di antaranya bandeng
tanpa duri, illet ikan dori, tuna steak, ikan lele dan
jenis lainnya.
Sementara ini, Faiz bersama tim tengah mencip-
takan kreasi ikan lele beku yang sudah dibersihkan
dan dibumbui berikut dengan sambalnya dalam
kemasan vacuum. Inovasi ini dibuat agar ibu muda
dapat menyajikan ikan lele goreng secara praktis.
Cukup dengan membuka kemasan, lalu memasuk-
kan ke dalam minyak panas, goreng lele nikmat
dapat disajikan tanpa harus melalui proses pem-
bersihan dan membumbui. Inovasi ini dapat meng-
hemat waktu memasak di dapur. Selain itu, juga
dilakukan penyesuaian ukuran illet ikan dori beku
untuk jumlah anggota keluarga yang tidak terlalu
besar. Hal ini sebenarnya cukup simpel tapi rupanya
sangat berpengaruh pada minat konsumen.
Dalam kegiatan produksi, PT Prima Pangan Madani
juga menggandeng dua manufaktur yaitu CV Saka-
na Indoprima, Depok untuk produk olahan ikan dan
udang beku, dan CV Mitra Sukses Abadi, Surabaya
untuk produk bandeng tanpa duri dan illet ikan dori.
Faiz tak pernah main-main dalam memilih pabrik
untuk mengolah produk Madani Food. Ia selalu
mengedepankan standar higienis dan bersertiikat
SNI sehingga masyarakat akan merasa aman dalam
mengonsumsi produk-produknya. “Apa yang saya
jual, ya saya dan keluarga juga makan. Jadi saya
berani menyatakan bahwa produk yang saya jual ini
aman dan bersih,” tuturnya.
Lotte Mart, Giant, Hari Hari Supermarket, Naga Su-
permarket, dan Farmers Market.
PT Prima Pangan Madani memiliki kapasitas produk-
si sekitar 30 ton ikan per bulan, dengan produk uta-
ma Bandeng dan Dori sekitar 5 – 10 ton per bulan,
ditambah jenis ikan lainnya hingga berjumlah kurang
lebih 30 ton per bulan. Jumlah karyawan juga terus
meningkat. Saat ini, PT Prima Pangan Madani sudah
memiliki sekitar 30 karyawan.
PT Prima Pangan Madani terus melakukan inovasi
pemasaran, termasuk mempertimbangkan kerja
sama dengan moda transportasi ojek online yang
akhir-akhir ini tengah menjadi tren. Namun demikian,
Faiz mengakui, untuk saait ini pemasaran produk
dengan ojek online masih sangat berisiko, mengin-
gat produk ikan yang dijualnya harus dalam keadaan
beku. Meski begitu ia tidak menutup kemungkinan
kerja sama setelah ditemukan pertimbangan yang
tepat dengan solusi yang mantap.
Faiz berharap bahwa dengan hadirnya PT Prima
Pangan Madani dapat menjadi solusi di bidang per-
ikanan dan membuat orang-orang semakin menyu-
kai makan ikan. Hal ini selaras dengan Program
Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARI-
KAN) yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Tak hanya bicara teori, Faiz mempraktikkan “kerja
hati” dalam usahanya. Ia memasok ikan dari Us-
aha Kecil Menengah (UKM) yang dibina sendiri
oleh perusahaannya; lele dari kelompok budidaya
masyarakat di Sidoarjo; dan ikan nila hitam dan nila
merah dari dibudidaya di kolam di Subang. Semuan-
ya dibeli dengan harga wajar yang tak merugikan
pembudidaya kecil. Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan
melalui program Golden Hand Shake (GHS) bere-
cana akan bekerja sama dengan PT Prima Pangan
Madani. Kerja sama akan diwujudkan untuk mem-
bantu para PNS KKP yang mengikuti program GHS.
Sementara ini konsep yang ditawarkan adalah
dengan sistem keagenan yang terdiri dari beberapa
paket sesuai dengan harga dan budget yang telah
disesuaikan dengan jumlah dan komoditas ikan
(bersifat leksibel). Namun pada saat barang sudah
diserahkan kepada penerima GHS, PT Prima Pan-
gan Madani tetap melakukan pembinaan tentang pe-
masaran produk. Target pasar dari sistem keagenan
ini adalah ke perumahan-perumahan dengan harga
yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga
di pasar-pasar modern. Agen dapat menjual produk
dari rumah masing-masing dengan dibekali spanduk
usaha dan freezer (dipinjamkan). Keuntungan yang
dapat diraih dari penjualan sistem ini adalah tergan-
tung masing-masing agen, bisa mencapai 25-30%
atau jika dirupiahkan sebesar 3 juta.
Hingga saat ini, produk Madani Food selain dipas-
arkan dengan sistem keagenan, juga didistribusikan
melalui PT Sukses Jaya Makmur – Sidoarjo, PT
Pangan Mitra Makmur – Bandung, CV Agromina –
Bali, CV Bumi Muda Perkasa – Pekan Baru, hingga
ke pasar modern seperti Carrefour, Lion Superindo, Faiz mengaku tertarik bekerja sama menyukseskan
progam GHS untuk membantu para wirausahawan
baru menggeluti bisnis perikanan dan memperluas
segmen pasar. Sehingga diharapkan, produk Madani
Food dapat lebih dikenal dan dikonsumsi mas-
yarakat banyak. (*Humas PDS/MDKW/AFN)
Faiz juga menuturkan bahwa memakai hati adalah
kunci dalam berbisnis. Tidak menekan harga ter-
lalu rendah kepada pemasok, dan tidak mematok
harga terlalu tinggi kepada konsumen adalah salah
satu bentuknya. Ia memegang teguh prinsip bahwa
dalam usaha, seseorang boleh mencari keuntungan
sewajarnya tanpa merugikan pihak lain.
April 2017 | MINA BAHARI
51