MINA BAHARI Edisi I - 2017 | Page 53

PELUANG USAHA duk olahan ikan dan udang beku di antaranya otak- otak, nugget, kaki naga, kekkian, somay, dan ekado. Adapun produk frozen food di antaranya bandeng tanpa duri, illet ikan dori, tuna steak, ikan lele dan jenis lainnya. Sementara ini, Faiz bersama tim tengah mencip- takan kreasi ikan lele beku yang sudah dibersihkan dan dibumbui berikut dengan sambalnya dalam kemasan vacuum. Inovasi ini dibuat agar ibu muda dapat menyajikan ikan lele goreng secara praktis. Cukup dengan membuka kemasan, lalu memasuk- kan ke dalam minyak panas, goreng lele nikmat dapat disajikan tanpa harus melalui proses pem- bersihan dan membumbui. Inovasi ini dapat meng- hemat waktu memasak di dapur. Selain itu, juga dilakukan penyesuaian ukuran illet ikan dori beku untuk jumlah anggota keluarga yang tidak terlalu besar. Hal ini sebenarnya cukup simpel tapi rupanya sangat berpengaruh pada minat konsumen. Dalam kegiatan produksi, PT Prima Pangan Madani juga menggandeng dua manufaktur yaitu CV Saka- na Indoprima, Depok untuk produk olahan ikan dan udang beku, dan CV Mitra Sukses Abadi, Surabaya untuk produk bandeng tanpa duri dan illet ikan dori. Faiz tak pernah main-main dalam memilih pabrik untuk mengolah produk Madani Food. Ia selalu mengedepankan standar higienis dan bersertiikat SNI sehingga masyarakat akan merasa aman dalam mengonsumsi produk-produknya. “Apa yang saya jual, ya saya dan keluarga juga makan. Jadi saya berani menyatakan bahwa produk yang saya jual ini aman dan bersih,” tuturnya. Lotte Mart, Giant, Hari Hari Supermarket, Naga Su- permarket, dan Farmers Market. PT Prima Pangan Madani memiliki kapasitas produk- si sekitar 30 ton ikan per bulan, dengan produk uta- ma Bandeng dan Dori sekitar 5 – 10 ton per bulan, ditambah jenis ikan lainnya hingga berjumlah kurang lebih 30 ton per bulan. Jumlah karyawan juga terus meningkat. Saat ini, PT Prima Pangan Madani sudah memiliki sekitar 30 karyawan. PT Prima Pangan Madani terus melakukan inovasi pemasaran, termasuk mempertimbangkan kerja sama dengan moda transportasi ojek online yang akhir-akhir ini tengah menjadi tren. Namun demikian, Faiz mengakui, untuk saait ini pemasaran produk dengan ojek online masih sangat berisiko, mengin- gat produk ikan yang dijualnya harus dalam keadaan beku. Meski begitu ia tidak menutup kemungkinan kerja sama setelah ditemukan pertimbangan yang tepat dengan solusi yang mantap. Faiz berharap bahwa dengan hadirnya PT Prima Pangan Madani dapat menjadi solusi di bidang per- ikanan dan membuat orang-orang semakin menyu- kai makan ikan. Hal ini selaras dengan Program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARI- KAN) yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tak hanya bicara teori, Faiz mempraktikkan “kerja hati” dalam usahanya. Ia memasok ikan dari Us- aha Kecil Menengah (UKM) yang dibina sendiri oleh perusahaannya; lele dari kelompok budidaya masyarakat di Sidoarjo; dan ikan nila hitam dan nila merah dari dibudidaya di kolam di Subang. Semuan- ya dibeli dengan harga wajar yang tak merugikan pembudidaya kecil. Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui program Golden Hand Shake (GHS) bere- cana akan bekerja sama dengan PT Prima Pangan Madani. Kerja sama akan diwujudkan untuk mem- bantu para PNS KKP yang mengikuti program GHS. Sementara ini konsep yang ditawarkan adalah dengan sistem keagenan yang terdiri dari beberapa paket sesuai dengan harga dan budget yang telah disesuaikan dengan jumlah dan komoditas ikan (bersifat leksibel). Namun pada saat barang sudah diserahkan kepada penerima GHS, PT Prima Pan- gan Madani tetap melakukan pembinaan tentang pe- masaran produk. Target pasar dari sistem keagenan ini adalah ke perumahan-perumahan dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga di pasar-pasar modern. Agen dapat menjual produk dari rumah masing-masing dengan dibekali spanduk usaha dan freezer (dipinjamkan). Keuntungan yang dapat diraih dari penjualan sistem ini adalah tergan- tung masing-masing agen, bisa mencapai 25-30% atau jika dirupiahkan sebesar 3 juta. Hingga saat ini, produk Madani Food selain dipas- arkan dengan sistem keagenan, juga didistribusikan melalui PT Sukses Jaya Makmur – Sidoarjo, PT Pangan Mitra Makmur – Bandung, CV Agromina – Bali, CV Bumi Muda Perkasa – Pekan Baru, hingga ke pasar modern seperti Carrefour, Lion Superindo, Faiz mengaku tertarik bekerja sama menyukseskan progam GHS untuk membantu para wirausahawan baru menggeluti bisnis perikanan dan memperluas segmen pasar. Sehingga diharapkan, produk Madani Food dapat lebih dikenal dan dikonsumsi mas- yarakat banyak. (*Humas PDS/MDKW/AFN) Faiz juga menuturkan bahwa memakai hati adalah kunci dalam berbisnis. Tidak menekan harga ter- lalu rendah kepada pemasok, dan tidak mematok harga terlalu tinggi kepada konsumen adalah salah satu bentuknya. Ia memegang teguh prinsip bahwa dalam usaha, seseorang boleh mencari keuntungan sewajarnya tanpa merugikan pihak lain. April 2017 | MINA BAHARI 51